27.7 C
Jakarta

Agar Diterima Pasar, Inovasi Harus Didukung SNI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM –  Karya inovatif harus didukung pembuktian yang obyektif terkait keamanan, keselamatan dan kesehatan masyarakat serta kelestarian bagi lingkungan. Tanpa dukungan pembuktian yang obyektif tersebut sulit bagi sebuah karya inovatif untuk diterima pasar.

Karena itulah, inovasi harus memiliki standar yang jelas. Dengan mengikuti standar, maka inovasi dapat menghasilkan karya bermutu sehingga dapat meningkatkan daya saingnya.

Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia merupakan acuan mutu bagi produk barang atau jasa.

“Penerapan SNI akan memberikan jaminan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan fungsi lingkungan atas suatu produk yang dihasilkan termasuk inovasi,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Nasrudin Irawan, pada Pameran Indonesia Science Day 2019 yang berlangsung di PP-IPTEK, TMII, Kamis (25/4).

Menurutnya standar merupakan platform bagi inovasi. Sehingga dalam siklus inovasi, yang diawali dengan  penggalian ide sampai diterimanya produk oleh pasar, standardisasi tidak hanya memiliki peran sebagai gerbang keberterimaan produk tersebut oleh pasar. Standardisasi bahkan dapat memberikan kontribusi efisiensi proses penciptaan inovasi sejak tahapan penggalian ide untuk pengembangan inovasi.

“Standar produk yang digunakan sebagai acuan regulasi maupun standar produk yang terbukti diterima oleh pasar dapat digunakan sebagai referensi dalam tahapan penggalian ide inovasi produk terkait,” imbuh Nasrudin.

Salah satu produk yang terus mengalami inovasi adalah mainan anak. Tentu, demi menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, BSN telah menetapkan beberapa SNI tentang Mainan Anak. Sebagian SNI tersebut telah diadopsi Kementerian Perindustrian ke dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 24/M-IND/PER/4/2013 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan secara wajib, dengan perbaikan pertama di Peraturan Menteri Perindustrian No 55/M-Ind/PER/11/2013 dan perbaikan kedua di Peraturan Menteri Perindustrian No. 111/M-Ind/PER/12/2015.

Nasrudin mengungkapkan pentingnya penerapan SNI bagi produk mainan anak. Karena tanpa SNI, sulit mengontrol apakah jenis mainan tertentu aman bagi anak-anak atau malah sebaliknya.

Ia mencontohkan penggunaan zat warna sintetik azo karsinogen yang digunakan pada mainan anak. Zat ini jika digunakan dapat menyebabkan kanker pada manusia.

“Tidak dapat dibayangkan apabila anak kita terkena penyakit kanker akibat menjilat mainan yang menggunakan zat tersebut. Itulah sebabnya dalam mainan anak juga tidak diperkenankan adanya zat warna azo karsinogen,” papar Nasrudin

Sampai saat ini tercatat sudah ada 160 pelaku usaha dengan lebih dari 90 merk yang mengantongi sertifikat SNI. Salah satu industri penerap mainan anak yang konsisten menerapkan SNI adalah PT Sinar Harapan Plastik (PT SHP), sebuah perusahaan manufaktur plastik injection yang memproduksi mobil-mobilan dan sepeda mainan tunggang berbahan baku plastik, bermerek SHP TOYS untuk dipasarkan di dalam Negeri dan WINNY WILL untuk dipasarkan di luar Negeri.

Keterlibatan BSN dalam pameran Indonesia Science Day 2019 tersebut adalah untuk mensosialisasikan pentingnya standardisasi dan penilaian kesesuaian dalam inovasi serta peningkatan daya saing bangsa. BSN berpartisipasi dalam kegiatan pameran tersebut dengan menghadirkan informasi seputar SNI serta inovasi mainan anak.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!