JAKARTA, MENARA62.COM – PT Angkasa Pura I (Persero) berkomitmen tetap melanjutkan proyek pengembangan bandara di tengah kondisi pandemi yang belum kunjung usai. Hal itu dilakukan demi mendukung perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia serta demi mendukung tetap bergeraknya roda perekonomian daerah pada masa pandemi.
Terdapat empat proyek pengembangan bandara yang ditargetkan selesai pada 2021 ini, yaitu proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Lombok Praya, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Angkasa Pura I berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek pengembangan bandara walau kita tengah menghadapi situasi sulit akibat pandemi. Selain untuk meningkatkan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia, tetap berjalannya beberapa proyek pengembangan bandara ini agar dapat terus menggerakkan roda perekonomian di daerah”, ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Hingga akhir April lalu, progress pengembangan terminal penumpang Bandara Lombok Praya telah mencapai 99 persen dan ditargetkan selesai 100 persen setelah Lebaran tengah Mei ini. Nantinya total luas terminal penumpang menjadi 43.501 meter persegi dengan kapasitas sekitar 7 juta penumpang per tahun, bertambah 19.378 meter persegi dari luas eksisting yang hanya 24.123 meter persegi dengan kapasitas yang hanya dapat menampung 3,5 juta penumpang per tahun.
Pengembangan ini dilakukan untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP 2022. Selain proyek perluasan terminal, Angkasa Pura I juga melakukan perpanjangan dan pengerasan landas pacu (runway) Bandara Internasional Lombok dari 2.750 meter menjadi 3.300 meter dan pengerasan runway meningkatkan nilai PCN dari 56 menjadi 64. Dengan spesifikasi panjang runway dan tingkat PCN itu, maka runway Bandara Lombok Praya dapat mendukung operasional pesawat berbadan lebar (wide body)sekelas B777 dan pesawat kargo peserta MotoGP. Proyek perpanjangan runway Bandara Lombok ditargetkan dapat selesai pada Mei 2021 setelah perluasan terminal penumpang rampung pada tengah Mei 2021.
Selain perpanjangan dan pengerasan runway pada akhir 2020 lalu juga telah dimulai pembuatan rapid exit taxiway (RET), parallel taxiway timur dengan luas 865 meter x 23 meter, dan perluasan apron menjadi 136.300 meter persegi dari luas eksisting yang hanya 108.100 meter persegi. Dengan apron seluas 136.300 meter persegi, maka apron dapat menampung 16 pesawat dengan konfigurasi 10 pesawat narrow body dan 6 pesawat wide body Â
Selain itu, di Bandara Lombok juga dilakukan pengembangan fasilitas kargo dan pembangunan waving gallery, serta perluasan parkir penumpang. Adapun fasilitas kargo yang dikembangkan yaitu pembuatan jalan akses kargo sepanjang 1.500 meter dan perluasan pelataran kargo menjadi 6.000 meter persegi dari 3.566 meter persegi. Pembuatan RET, parallel taxiway timur, perluasan apron, pemgembangan fasilitas kargo, pembangunan waving gallerry, dan perluasan parkir penumpang ditargetkan dapat beroperasi pada Juli 2021.
Sementara itu, progres pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar hingga tengah April lalu mencapai 62,88 persen dan ditargetkan dapat selesai pada pertengahan 2021. Pengembangan bandara meliputi perluasan terminal yang mencapai 166.815 meter persegi sehingga dapat menampung 15 juta penumpang per tahun dari luasan terminal eksisting 51.815 meter persegi dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Selain itu, apron juga diperluas menjadi 385.346 meter persegi (kapasitas 53 parking stand) dari luasan eksisting yang hanya 185.500 meter persegi (kapasitas 42 parking stand).
Sedangkan progress pengembangan Bandara Juanda Surabaya hingga akhir April lalu telah mencapai 95,3 persen. Pengembangan Bandara Juanda Surabaya mencakup perluasan Terminal 1 beserta pembenahan interior dan fasilitas penunjangnya, overlay runway 10-28, rekonstruksi apron B Terminal 2, dan perluasan terminal kargo internasional. Perluasan Terminal 1 menjadi 91.700 meter persegi dari 62.700 meter persegi akan menambah kapasitas Terminal 1 menjadi 13 juta penumpang per tahun dari yang saat ini hanya 7 juta per tahun.
Untuk progress pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado, hingga akhir April telah mencapai 89,5 persen. Pengembangan bandara ini memperluas terminal penumpang menjadi 57.296 meter persegi dari 26.481 meter persegi. Perluasan terminal ini membuat Bandara Sam Ratulangi Manado mampu menampung hingga 5,7 juta penumpang per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun.
Bandara Sam Ratulangi Manado juga akan dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan fix bridge yang semula 3 unit menjadi 5 unit. Konter _check-in_ dari 30 unit menjadi 45 unit. Area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan. Untuk roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.
Secara umum, desain terminal Bandara Sam Ratulangi Manado mengombinasikan konsep tradisional dan modern. Sentuhan tradisional berupa motif batik Tarawesan Pareday yang tercipta dalam bentuk geometris (pakarisan) yang menyerupai sebuah perulangan garis sebagai representasi sebuah simbol gelombang kehidupan manusia yang hadir dari dua arah, yaitu arah atas dan bawah. Sisi modern akan tampak pada fasilitas-fasilitas terminal yang berstandar internasional.
“Pengembangan bandara-bandara yang kami lakukan ini juga bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata prioritas dan agenda strategis pemerintah. Selain itu kami juga berharap di masa mendatang dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pemulihan sektor pariwisata yang terdampak akibat pandemi Covid-19,” tambah Faik Fahmi.