26.4 C
Jakarta

Antisipasi Banjir di Jabodetabek, BPPT Tingkatkan Eskalasi Operasi TMC

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Tim Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT kembali meningkatkan eskalasi operasi TMC untuk mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek menyusul prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek pada 17-23 Januari 2020.

Kendati diperkirakan masih dibawah rata-rata curah hujan pada 1 Januari lalu, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan jalan licin.

“Selain prakiraan yang dirilis BMKG, tim TMC-BPPT juga memprediksi bahkan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 25 Januari. Namun demikian, kami berharap  masyarakat tidak panik, namun harus tetap waspada akan kemungkinan hujan ekstrem tersebut. Kami akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan operasi TMC  mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek ,” ujar Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar TMC-BPPT dalam siaran persnya, Ahad (19/1/2020).

Secara teknis, kata Tri Handoko Seto, tim TMC secara lebih intensif memonitor pertumbuhan dan pergerakan awan-awan yang diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Jabodetabek.

“Monitoring ini dilakukan sejak dinihari hingga setelah matahari terbenam. Awan-awan tersebut jauh-jauh akan segera disemai, biasanya awan-awan tersebut masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek,” ujarnya.

Pada operasi pencegahan banjir, lanjut Seto, tim TMC dalam sehari harus melaksanakan penerbangan penyemaian awan 4 hingga 5 sorti. Berbeda dengan operasi TMC karhutla lalu yang mengoperasikan rata-rata 2 sorti penerbangan penyemaian awan perhari.

“Tentunya pada situasi yang memungkinkan dengan tetap berpegang safety first,” ujarnya.

Curah Hujan Jabodetabek Turun  44 Persen 

Data Posko TMC menunjukkan  bahwa operasi ini telah mampu mengurangi curah hujan wilayah Jabodetabek hingga mencapai sekitar 44 persen dari prakiraan.

“Hasil operasi ini juga  menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Jabodetabek mampu ditekan lebih kecil daripada rata-rata curah hujan disekitarnya,” ujar Tri Handoko Seto.

Hingga Sabtu 18 Januari 2020, pelaksanaan TMC telah dilakukan sebanyak 44 sorti dengan total jam terbang lebih dari 95 jam dan total bahan semai yang digunakanlebih dari 73 ton, dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 feet. Operasi TMC ini didukung dua unit pesawat TNI-AU, yakni pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4 Malang.

Sejak 3 Januari 2020, BPPT bekerja sama dengan BNPB, TNI-AU dan BMKG memulai  penanggulangan banjir di wilayah Jabodetabek dengan cara mempercepat penurunan hujan sebelum mencapai wilayah Jabodetabek. TMC misi ini ditujukan untuk meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Kepulauan Seribu, sepanjang Selat Sunda, Ujung Kulon dan sekitarnya.

Hingga Sabtu 18 Januari 2020, pelaksanaan TMC telah dilakukan sebanyak 44 sorti dengan total jam terbang lebih dari 95 jam dan total bahan semai yang digunakanlebih dari 73 ton, dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 feet. Operasi TMC ini didukung dua unit pesawat TNI-AU, yakni pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4 Malang.

Selain untuk penanggulangan banjir, TMC juga dapat digunakan untuk keperluan lain antara lain pencegahan bencana kekeringan, mengantisipasi gagal panen, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, hingga mengisi debit air di waduk untuk keperluan pembangkit listrik tenaga air.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!