27.7 C
Jakarta

BPSDMP Gandeng MPA Singapore Beri Kuliah Umum bagi Taruna

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Dalam rangka memberikan wawasan internasional tentang penyelenggaraan manajemen transportasi laut di Singapura kepada Taruna Sekolah Pelayaran Kementerian Perhubungan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menyelenggarakan Kuliah Umum secara virtual, kali ini bekerja sama dengan Maritime and Port Authority of Singapore dengan menghadirkan main speaker Director International Division of the Maritime and Port Authority of Singapore (MPA), Benjamin Wong dan moderator Kepala Bagian Umum Sekretariat BPSDMP, Sindu Rahayu.

Kuliah Umum yang mengambil tema “Maritime Transport Management: Challenges and Opportunities” diikuti oleh 476 peserta yang terdiri dari para taruna, dosen, serta pegawai ini dibuka oleh Kepala BPSDMP, Sugihardjo dan sebagai joint host, Senior Director (Communications, International & Legal) Chief Transformation Officer Maritime and Port Authority of Singapore, Tan Hoe Soon juga menyampaikan sambutan selamat datang. Hadir bersama Sugihardjo, Sekretaris BPSDMP Popik Montanasyah, Kepala Pusat SDM Perhubungan Laut Capt. Sahattua Simatupang dan Direktur BP3IP Capt. Weku Karuntu.

Dalam sambutannya, Sugihardjo mengungkapkan bahwa Kuliah Umum ini merupakan kesempatan yang baik bagi para taruna untuk belajar dari MPA, bagaimana MPA membangun dan mengelola sistem transportasi laut di Singapura.

“Seperti kita ketahui, Singapura memiliki teknologi serta sistem manajemen transportasi laut yang maju, oleh karenanya kuliah umum ini merupakan kesempatan bagi para Taruna untuk menggali informasi guna menambah wawasan manajemen transportasi laut di sana serta tantangan dan peluang saat ini,” ungkap Sugihardjo, Jumat (24/7/2020).

Lebih lanjut, Sugihardjo menyampaikan bahwa Kuliah Umum dengan MPA merupakan salah satu strategi BPSDMP untuk memberikan added value kepada lulusan yaitu memiliki wawasan internasional dan kemampuan berbahasa asing.

“Salah satu strategi BPSDMP untuk meningkatkan nilai jual lulusan kami di pasar industri transportasi, yaitu melalui peningkatan kualitas dan kompetensi para taruna sesuai standar nasional dan internasional. Oleh karenanya Kuliah Umum dengan mitra kerja sama internasional salah satunya MPA merupakan pilihan yang baik. Sebagai negara yang bertetangga, Indonesia dan singapura dengan kelebihan masing-masing, penting bagi kita untuk berkolaborasi sehingga kedua pihak dapat menerima manfaat,” lanjut Sugihardjo.

Kepada taruna Sugihardjo menjelaskan manfaat kegiatan semacam ini yaitu secara tidak langsung dapat mengasah kemampuan berbahasa asing dalam hal ini bahasa inggris taruna saat menyerap informasi dan menumbuhkan rasa percaya diri saat ikut aktif berdiskusi.

“Bagi para taruna dan pengajar saya minta untuk serius dalam mengikuti kuliah umum. Ini adalah merupakan kesempatan yang baik, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi kemaritiman saat ini,” tutur Sugihardjo.

Pada kesempatan yang sama, Senior Director (Communications, International & Legal) Chief Transformation Officer MPA, Tan Hoe Soon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Singapura dan Indonesia telah lama membangun kerja sama bilateral. Kedua negara mempunyai tantangan serupa dalam menghadapi pandemi dan harus beradaptasi dengan tatanan hidup “nomal baru”.

“Selain tantangan yang ada karena Pandemi Covid-19, MPA juga bersiap untuk tantangan sektor maritim dalam jangka panjang seperti perubahan iklim, dekarbonisasi dan digitalisasi. Untuk itu, sangat terbuka peluang bagi kedua negara untuk bekerja sama dalam isu tersebut,” ujar Tan Hoe Soon.

Senada dengan hal tersebut, Director International Director International Division MPA, Benjamin Wong saat memberikan Kuliah Umum mengungkapkan bahwa kesempatan bekerja sebagai Pelaut di Singapura, sangat terbuka lebar, termasuk bagi Taruna Pelayaran di Indonesia.

“Singapura merupakan negara yang sangat terbuka, kami menyambut pelaut dari semua negara di dunia, dan menurut statistik, banyak kapal bendera Singapura yang Pelautnya berasal dari Indonesia, dan seingat saya Pelaut dari Indonesia menjadi Seafarer on Board yang paling banyak di kapal berbendera Singapura di seluruh dunia. Jadi, banyak terbuka kesempatan bagi taruna pelayaran di Indonesia,” ujar Benjamin.

Pada sesi diskusi, para taruna dengan antusias menyampaikan pertanyaan yang intinya ingin menggali lebih dalam tentang manajemen transportasi laut di Singapura.

Selain pertanyaan dari taruna, pihak MPA juga menyampaikan pertanyaan terkait dengan jumlah sekolah, jumlah taruna dan bagaimana sistem pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Menanggapi hal tersebut, Capt. Sahattua menyampaikan sekilas profil sekolah matra laut BPSDMP dan bagaimana sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang digunakan selama masa pandemi Covid-19.

“Selama masa pandemi, kami melakukan PJJ. Saat ini taruna sudah mulai kembali ke kampus dan melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Untuk memitigasi kesulitan dalam pembelajaran praktik, kami sedang mempersiapkan metode dengan Computer Based Training yang semuanya tetap mengacu pada standar baik nasional maupun internasional,” Capt. Sahattua memaparkan.

Pada akhir diskusi, moderator menyampaikan hasil diskusi berupa hal-hal yang menjadi pointer diskusi dan mendapat penekanan khusus dari pemateri.

“Main speaker menekankan bahwa Indonesia dan Singapura telah bekerja sama dengan baik sejak lama dalam berbagai bidang termasuk juga pembangunan SDM bidang Pelayaran. Yang menjadi kunci sukses MPA dalm mengelola maritim adalah pemenuhan standar internasional sesuai yang ditetapkan IMO, kolaborasi dengan komunitas maritim Internasional, link and match antara produksi SDM dengan kebutuhan industri, kampanye agar generasi muda tertarik untuk bergabung dengan industri maritim dan adaptasi teknologi dalam proses bisnis,” pungkas Sindu. (*)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!