SLEMAN, MENARA62.COM – Menjadi ‘berdaya’ dan itulah kata kunci yang menjadi nilai utama panti Baitul Qowwam yakni bertujuan untuk membangun kepribadian anak agar memiliki integritas (akhalqul karimah), kemandirian, solidaritas, dan ketekunan.
Programnya diorientasikan untuk mendukung misi utamanya, ialah pemberdayaan, yang mencakup pada pemberdayaan: character building, enterpreunership, dan academic achievement.
Enterpreunership dilakukan dengan pembelajaran praktek berbagai bentuk bidang usaha. Salah satunya adalah pemijahan ikan lele mutiara dengan hasil yang dapat dijual dan sebagian dibesarkan untuk keperluan konsumsi dilakukan di kompleks asrama. Kegiatan ini bekerjasama dengan kelompok ikan Mino Mulyo Plumbon Kidul Mororejo Tempel Sleman.
Program ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi santri sekaligus sebagai usaha yang dapat dikembangkan di dalam manajemen panti asuhan.
Menurut Muhtarom pengasuh Panti Baitul Qowwam, program ini adalah salah satu rintisan usaha panti dengan memanfaatkan SDM dan SDA yang ada yaitu kegiatan pembenihan lele dengan indukan jenis mutiara yang berserifikat Balai PTPB. “Dengan harapan selain mengenalkan pada anak-anak dunia perikanan atau usaha, tentunya kami juga berharap benih dari kami berkualitas baik ,sehingga dalam tahap pembesaran nanti meminimalisir kerugian,” katanya.
“Kedepan kami juga memiliki cita-cita untuk mengembangkan usaha pada sektor lain diantaranya memiliki koperasi dagang, usaha perkebunan buah atau pertanian , usaha konveksi dan usaha lainya dan semoga Allah memberikan Ridho dan kemudahan kepada kami Panti Asuhan Baitul Qowwam,” tandas Muhtarom, pada Ahad (30/01/2022).
Panti asuhan memiliki potensi sebagai salah satu penggerak kekuatan ekonomi rakyat. Karena itu, melatih para santri mengenai kewirausahaan akan meningkatkan kompetensi ,secara khusus kewirausahaan budidaya perikanan disebutnya mampu menyiapkan sumber protein bagi lingkungan pondok serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang harapannya menular ke masyarakat untuk kesejahteraan bersama.
Adapun keunggulannya adalah laju pertumbuhan tinggi: 10-40% lebih tinggi dari pada benih-benih lain, lama pemeliharaan singkat: lama pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari. Sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari, keseragaman ukuran relatif tinggi: tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%,Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah: 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi: sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik), Toleransi lingkungan relatif tinggi: suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, salinitas 0-10 ‰ dan Produktivitas relatif tinggi: produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain. Sebagai dilansir dari https://bppisukamandi.kkp.go.id/komoditas/produk-rilis/ikan-lele-mutiara/
Budidaya lele mutiara memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Pasalnya, sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, lele dumbo menjadi primadona di industri ikan konsumsi.
Ikan lele mutiara sendiri berasal dari kata “mutu tinggi tiada tara”, yang dibentuk dari gabungan persilangan strain ikan lele mesir, paiton, sangkuriang dan dumbo yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan. Ikan lele mutiara ini dilepaskan ke masyarakat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 7/KEPMEN-KP/2015.