JAKARTA, MENARA62.COM – Akibat wabah corona virus, pemerintah Tiongkok membatalkan semua penerbangan, jadwal kereta bis, subway dan ferries ke kota Wuhan. Sekitar 200 juta penduduk setempat tidak diizinkan keluar kota kecuali dengan izin khusus yang sangat sulit didapatkan.
“Wuhan adalah kota sibuk, dalam sehari rata-rata 30 ribu orang terbang dari Wuhan,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, pada temu media yang digelar PB IDI, Jumat (24/1/2020).
Larangan keluar kota juga berlaku bagi penduduk Kota Huanggang yang terletak 11 mill selatan Wuhan. Di kota tersebut 7 juta penduduk di larang keluar kota tanpa izin khusus. Pun di Kota Ezhou dengan 1 juta penduduk, telah membatalkan semua jadwal kereta api. Sedangkan di kota Chibi dan Zhijian, pemerintah setempat memberlakukan travel restriction.
Berbagai upaya tersebut kata Zubaeri membuktikan bahwa pemerintah China cukup terbuka mengumumkan kasus yang tengah melanda Kota Wuhan.
“Perkembangan teknologi juga memungkinkan kasus ini cepat terinformasikan sehingga banyak negara melakukan langkah antisipasinya,” lanjut Zubaeri.
Kasus pneumonia berat yang kemudian diketahui sebagai corona virus jenis baru (nCoV) bermula dari laporan yang diterima WHO China Country Office Wulan per 31 Dsesember 2019 bahwa di kota tersebut ditemukan kasus pneumonia yang tidak biasa, tipe baru corona virus (novel coronavirus). Berdasarkan penelitian ternyata sebagian besar kasus terpapar pada pasar seafood (pasar ikan) di kota Wuhan.
Laporan lebih rinci diterima WHO pada 11 dan 12 Januari 2020, dimana pemerintah China memberikan data sekwen genetic virus tersebut.
Dari 763 orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien di Wuhan, ternyata tidak satupun yang tertular. Saat itu disimpulkan bahwa penularan antar manusia tidak terjadi. Tetapi data lain kemudian menunjukan telah terjadi penularan antar manusia melalui batuk dan pilek.
Zubaeri menyebutkan sejumlah kasus mulai ditemukan di negara lain seperti Thailand, Korea, dan Singapura. Karena itu Indonesia telah melakukan berbagai langkag kewaspadaan terhadap penularan corona virus tersebut.
Pencegahan penularan menjadi kunci penting penanganan wabah corona virus Wuhan. Sebab hingga saat ini dunia kedokteran belum menemukan obat untuk virus jenis baru ini, termasuk vaksinnya.
“Banyak orang kemudian meminta vaksin corona virus dan itu belum ada. Perlu diingat bahwa vaksin atau imunisasi penyakit flu berlaku untuk satu vaksin satu jenis virus,” tambahnya.
Corona virus itu itu sendiri merupakan jenis virus yang bersumber pada binatang atau zoonotic seperti halnya SARS dan MERS. Corona virus dapat menyebabkan radang pada saluran pernafasan manusia dan beberapa virus ini bersirkulasi antar hewan termasuk kucing, kelelawar dan unta.
Corona virus hewan amat jarang menginfeksi manusia, kecuali SARS dan MERS yang ditularkan melalui droplets dengan kontak erat. Dari kasus yang dijumpai di Kota Wuhan, sebagian meninggal dan lainnya mengalami gejala ringan