MAGELANG, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) menggelar workshop Pengembangan Kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Acara diikuti oleh ketua program studi (prodi) dan dosen AIK di lingkungan UNIMMA. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Trio Front One, Magelang pada Kamis (6/7).
Andi Triyanto, SE.I., MSI, Kepala LP2SI mengatakan, workshop tersebut adalah salah satu program dari bidang kaderisasi di LP2SI. “Kegiatan ini dikemas dalam bentuk workshop karena diharapkan ada bentuk produk hasil rumusan bagaimana kurikulum AIK akan relevan dan match dengan MBKM,” ujarnya.
Acara didesain dalam 3 sesi, dengan sesi pertama yaitu gambaran MBKM di level universitas oleh Puguh Widiyanto, M.Kep, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Badan Penjaminan Mutu (BPM). Sesi kedua tentang level taktis dengan menyusun kurikulum berbasis MBKM oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan Dr. Imam Mawardi, M.Ag. Kemudian sesi terakhir, perumusan kurikulum AIK. Rangkaian ini dimaksudkan untuk memajukan UNIMMA khususnya dalam pembelajaran AIK.
Wakil Rektor III Bidang SDM dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Dr. M. Tohirin, S.Ag., M.Ag. berharap dalam workshop menghasilkan produk yang bisa mengantarkan mahasiswa dengan profil Muhammadiyah. “Paling tidak, hasil akhirnya adalah mahasiswa kita betul-betul memiliki karakter yang diharapkan, yaitu profil mahasiswa Muhammadiyah,” tuturnya.
Selebihnya, Tohirin menjelaskan kurikulum yang dirumuskan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah bahwa AIK menjadi dasar dan pijakan mengembangkan mahasiswa dengan model holistik dan integratif. “Artinya pembelajaran untuk mahasiswa tidak hanya pengembangan kecerdasan akademik, tapi juga pengembangan spiritual. Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Prof Nung Muhadjir, bahwa pendidikan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah itu mengintegrasikan antara rasionalitas dan transendetar,” ungkapnya.
WR III juga menambahkan, jika seluruh aktivitas di UNIMMA harus dikaitkan dengan nilai ketuhanan. “Paling tidak, ada 3 komponen yang harus kita kembangkan dalam kurikulum AIK. Pertama literasi keilmuan, kedua menghayati nilai-nilai yang ditulis, dan ketiga pengamalan. Ini bagian dari ikhtiar yang luar biasa untuk mencetak mahasiswa berprofil Muhammadiyah,” jelas Tohirin. (*)