AMBON, MENARA62.COM—Muhammadiyah ke depan harus berani memunculkan penajaman upaya memperbaiki kebijakan untuk mewujudkan keadilan sosial. Upaya itu dapat diupayakan lagi melalui pendidikan di Muhammadiyah.
“Secara internal, harus ada penajaman proses pendidikan dengan memasukkan problem kebangsaan, agar bisa jadi kekuatan untuk perubahan. Harus berani memasukkan amar ma’ruf nahi mungkar agar Muhammadiyah yang selama ini selalu sensitif pada isu kesusilaan, dan kurang sensitif pada isu kesosialan bisa lebih bergerak,” ujar Prof Din Syamsuddin pada tanwir Muhammadiyah di Ambon, Sabtu (25/2/2017).
“Kalau ada banteng mengamuk, tidak cukup dengan Allahu Akbar. Kalau ada banteng mengamuk, cari kain merah, berperan seperti matador, kita tundukkan banteng itu,” ujar Din Syamsuddin yang mengajak semua warga Muhammadiyah untuk menyiapkan segala taktik untuk menguasai semua panggung.
Din pun mengungkapkan, jika umat Islam kuat dan tidak inferior, maka kasus penistaan agama tidak akan terjadi. Karena itulah, kader Muhammadiyah harus memperkuat diri dan membesarkan diri agar bisa menguasai ekonomi dan ilmu teknologi lainnya.
“Meski saat ini political leverage Muhammadiyah bisa dianggap naik, memperlihatkan secara simbolik ada perhatian besar, cuma saya merasakan, agak kucing-kucingan,” ujar Din Syamsuddin.