JAKARTA, MENARA62.COM – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tetap optimis dalam mempertahankan laju bisnis perseroan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini. Penerapan pembatasan mobilitas penumpang dan kendaraan selama hampir 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia berdampak bagi ASDP, yakni tergerusnya angka produksi penyeberangan dan pendapatan yang diraih perusahaan.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun 2020 hingga saat ini berdampak signifikan terhadap kinerja ASDP dengan menurunnya produksi penumpang dan kendaraan penumpang.
“Pergerakan penumpang dan kendaraan penumpang menurun cukup drastis. Bisa dikatakan, sebagian besar masyarakat mematuhi Pemerintah dalam pembatasan pergerakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini mulai dari PSBB pada tahun 2020, PPKM Mikro hingga PPKM Darurat pada tahun ini,” tutur Ira dalam media gathering secara virtual, Kamis (22/7).
Ia mengatakan, hanya layanan sektor logistik yang relatif stabil selama masa pandemi Covid-19 ini. Hal ini dikarenakan layanan angkutan barang tetap beroperasi penuh sejak awal, demi tetap menjaga pasokan barang di daerah.
Berdasarkan data produksi penyeberangan semester I-2021, ASDP mencatat telah melayani sebanyak 1,83 juta penumpang yang tercapai 66 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 2,75 juta atau turun 9 persen dari realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 2 juta penumpang.
Diikuti kendaraan roda dua & tiga sebanyak 1 juta unit yang tercapai 80 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 1.27 juta atau turun 9 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 1,26 juta unit. Lalu, kendaraan roda empat/lebih sebanyak 1,18 juta yang tercapai 99 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 1,19 juta unit dan naik 23 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 960 ribu unit.
Sedangkan untuk barang, ASDP berhasil mengangkut hingga 465 ribu ton yang tercapai 82 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 565 ribu ton barang dan naik 18 persen dari realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 395 ribu ton.
“Pada semester I-2021, ASDP berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar 1,69 triliun. Nilai pendapatan ini mencapai 91 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 1,86 triliun dan naik 18,4 persen dari realisasi semester I-2020 sebesar 1,43 triliun. Selanjutnya, ASDP berhasil membukukan laba sebesar Rp 147 miliar atau mencapai 456,8 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 32 miliar dan mencapai 282, 5 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang minus sebesar Rp 80,5 miliar,” ujar Ira merinci.
Pandemi Menjadi Momentum
Kondisi pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 berdampak signifikan terhadap industri transportasi termasuk ASDP. Namun, perseroan terus berupaya untuk melakukan efisiensi demi menjaga stabilitas bisnis di masa Covid-19 ini.
Direktur Keuangan IT dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan mengatakan, meski kondisi pemulihan industri transportasi dan pasar modal di Indonesia di kuartal II-2021 belum kembali mencapai kondisi normal jika dibandingkan dengan tahun 2019, proyeksi pertumbuhan usaha dan pasar modal di kuartal II-2021 ini justru meningkat dibandingkan dengan kuartal II- 2020.
Sejalan dengan tujuan ASDP sebagai perusahaan terdepan di industri transportasi penyeberangan di Indonesia dan regional, salah satu roadmap yang akan dilakukan adalah Initial Public Offering/IPO atau penawaran saham kepada publik. Rencana IPO
ASDP ini sejalan dengan lima prioritas Kementerian BUMN yaitu memberikan nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, melakukan inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi serta pengembangan bakat sehingga sebagai BUMN mampu bersaing secara mandiri.
“Kondisi pemulihan pada masa resesi ini merupakan momentum yang dapat dimanfaatkan oleh ASDP untuk melakukan investasi pengembangan bisnis. Hal ini berdasarkan pengalaman saat resesi tahun 2008 terhadap perusahaan yang dapat memanfaatkan momentum pemulihan (recovery), dapat menjadi champion di industri. Karena itu, rencana IPO tahun 2022 merupakan langkah lanjutan bagi ASDP untuk menjadi salah satu pemenang dalam industri bisnis di Indonesia,” tuturnya.
Melalui IPO, ASDP diproyeksikan mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Hal ini ditunjukkan oleh proyeksi pendapatan ASDP sebesar Rp 5 triliun pada tahun 2024, net profit sebesar Rp 607 miliar , nilai asset sebesar Rp 13,6 triliun dan ekuitas sebesar Rp 12,4 triliun pada tahun 2024. Adapun rencana investasi ASDP dan anak usaha mencapai Rp 6,5 triliun yang diproyeksikan akan didanai sebagian besar oleh dana publik melalui IPO dan penerbitan instrumen keuangan lainnya.
Akselerasi Proyek BHC dan Cashless
Saat ini, ASDP terus memperkuat program pengembangan bisnis perseroan diantaranya melalui akselerasi program Cashless di seluruh cabang dalam mendukung digitalisasi bisnis penyeberangan serta proyek Bakauheni Harbour City.
Pengembangan Kawasan Pariwisata terintegrasi Bakauheni Harbour City terus berproses. Proyek Game Changer ASDP seluas 214 Ha yang melibatkan kolaborasi bersama Pemprov Lampung, dan PT Hutama Karya ini tengah menyelesaikan beberapa milestone diantaranya Penetapan Status Kawasan sebagai Proyek Strategis Nasional, pembentukan perusahaan pengelola kawasan, finalisasi detail masterplan, serta perencanaan pengembangan infrastruktur kawasan.
Pada pengembangan tahap pertama kawasan yang berada di lahan ASDP telah direncanakan pembangunan Masjid Bakauheni yang dapat menampung lebih dari 2000 jamaah, pembangunan Theme Park, dan Revitalisasi Taman Budaya Menara Siger. Adapun ground breaking tahap pertama ditargetkan mulai pada September 2021, dan diharapkan pada tahun 2022 sudah dapat dibuka dan dinikmati oleh masyarakat.
Selain itu, ASDP telah menerapkan metode pembayaran cashless secara 100 persen per Juli tahun 2021 di sejumlah pelabuhan antara lain di Sibolga, Batam, Surabaya, Ketapang, Lembar, Kayangan, dan Balikpapan. Metode cashless tersebut menggunakan kartu uang elektronik BRIZZI, Mandiri E-money, BNI TapCash, BCA Flazz dan bank transfer. Ditargetkan hingga tahun 2022 seluruh pelabuhan dan lintasan ASDP akan dapat melayani pembayaran secara cashless.
Untuk tahun 2021 ini, ASDP menargetkan dapat meraih total pendapatan sebesar Rp 3,8 triliun dengan capaian laba bersih sebesar Rp 111,24 miliar. Adapun produksi penyeberangan pada tahun ini, ASDP membidik target penumpang yang dilayani sebanyak 5,9 juta orang, kendaraan roda 2 & 3 sebanyak 3,3 juta unit, kendaraan roda 4 sebanyak 2,9 juta unit, dan total barang yang diangkut sebanyak 1,2 juta ton.