JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Perindustrian terus berupaya memenuhi kebutuhan sektor industri terhadap ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Sebab, dengan didukung SDM yang terampil, sektor industri akan lebih produktif dan ivoatif sehingga bisa berdaya saing.
“Kami meminimalkan kesenjangan antara persyaratan tenaga kerja industri dan skill tenaga kerja. Salah satu upayanya melalui pelaksanaan program Diklat 3 in 1 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan industri,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Arus Gunawan di Jakarta, Kamis (10/11).
Kepala BPSDMI menjelaskan, dalam program Diklat 3 in 1, selain mendapatkan pelatihan, peserta juga memperoleh sertifikat kompetensi dan langsung ditempatkan kerja. “Bahkan, sikap dan karakter peserta akan dibentuk sebelum nantinya terjun di dunia industri,” ungkapnya.
Sejalan dengan upaya tersebut, Kemenperin memberikan apresiasi atas pelaksanaan program Kartu Prakerja sebagai peningkatan kompetensi (skilling, upskilling, dan reskilling) angkatan kerja di Indonesia. “Program Kartu Prakerja bersinergi dengan berbagai lembaga pelatihan terkurasi dalam menyediakan lebih dari 1000 jenis pelatihan di berbagai bidang sejak tahun 2020,” sebut Arus.
Guna mengakselerasi visi yang sama dalam meningkatkan kompetensi SDM, BPSDMI Kemenperin berkolaborasi dengan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP). Kerja sama ini untuk menyelenggarakan pelatihan Soft Skill Team Work di Industri.
“Jadi, pelatihan soft skill ini dapat menjadi bekal utama bagi para calon tenaga kerja dalam membangun kerja tim yang lebih efektif, produktif, dan solid demi mendukung produktivitas kerja dan memberi dampak baik bagi perusahaan tempat bekerjanya nanti, khususnya di sektor industri,” papar Arus.
Pelatihan tersebut telah diselenggarakan pada 5 November 2022 secara hybrid dengan diikuti lebih dari 300 peserta Diklat 3 in 1 yang tersebar di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) se-Indonesia (Jakarta, Surabaya, Medan, Padang, Makassar, Denpasar, dan Yogyakarta). Khusus peserta Diklat 3 in 1 dari Jakarta hadir secara fisik, dan lainnya mengikuti secara online.
“Dengan kata lain, kolaborasi pemerintah, swasta, dunia pendidikan juga dunia industri itu nyata di program Kartu Prakerja. Tentunya hal ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi para peserta di dunia industri serta menambah keterampilan dari pelatihan yang didapatkan selama mengikuti Diklat 3 in 1,” tutur Direktur MPPKP Kurniasih Suditomo.
Adapun fokus pelatihan Diklat 3 in 1 yang tersebar di seluruh BDI Kemenperin, antara lain sewing operator, assembling operator alas kaki, pembuatan batik tulis, game programmer, operator produksi olahan makanan, pembuatan batik cap, dan aneka olahan rumput laut.
Menurut Arus, kolaborasi ini sejalan dengan tujuan masing-masing institusi, yaitu menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan mempunyai daya saing di dunia kerja. Sejalan dengan visi BDI yang menyelenggarakan pelatihan keterampilan kerja yang relevan dengan kebutuhan dunia industri.
“Semoga dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan sebagai langkah percepatan pemulihan kondisi di semua sektor industri serta langkah percepatan dalam menghadapi tantangan global,” pungkasnya.