JAKARTA, MENARA62.COM – Institut Ilmu Sosial dan Manajeman STIAMI (Institut STIAMI) kembali menyelenggarakan Wisuda Program Vokasi, Program Sarjana dan Pasca Sarjana Semester Genap tahun akademik 2018/2019, Kamis (22/8/2019). Wisuda ke-37 yang digelar di Balai Samudera, Jakarta Utara tersebut diikuti oleh 878 wisudawan terdiri atas 226 program vokasi, 555 program sarjana dan 97 program magister.
Rektor Institut STIAMI Dr. Ir. Panji Hendrarso, MM dalam sambutannya mengatakan perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif sesuai dengan amanah undang-undang. Dalam UU tersebut juga disyaratkan bahwa pendidikan harus dapat menjadikan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam upaya tersebut Institut STIAMI berkomitmen kuat untuk terus mencetak generasi-generasi cendekiawan yang memiliki keunggulan kompetitif, berdaya saing dan menguasai adab–adab kehidupan dengan mengedepankan akhlak mulia.
“Penguasaan adab menjadi penting dan kami tekankan karena kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk membuat seseorang berhasil dalam hidupnya,” kata Rektor didampingi Ketua Panitia Wisuda, Dedy Kusna Utama.
Ia mencontohkan saat ada seorang akademisi yang tertangkap melakukan korupsi, atau melakukan praktik kolusi dan nepotisme, itu terjadi karena akademisi kurang memiliki adab.
“Jadi secara keilmuan sudah bagus. Tetapi ada kegagalan penerapan adab sehingga seorang yang mengenyam pendidikan tinggi bisa terlibat kasus KKN,” tambah Rektor.
Upaya memperkuat penguasaan adab, Institut STIAMI lanjut Rektor menempuh dengan berbagai cara. Diantaranya adalah memberikan mata kuliah tentang adab 2 SKS pada semester awal untuk semua mahasiswa baru, mengadakan kegiatan bina iman setiap 4 bulan sekali yang wajib diikuti mahasiswa. Selama 3 atau 4 hari para mahasiswa bergiat di rumah ibadah dengan bimbingan dari dosen pengampu.
Pemberian mata kuliah adab dan kegiatan bina iman diakui Rektor mendapat apresiasi dari orangtua mahasiswa. Karena banyak mahasiswa yang perilakunya menjadi lebih baik, santun, hormat pada orangtua, berbudi pekerti baik dan menghargai sesama.
Kuliah Pengantar Perpajakan
Selain dari segi spiritual, penguatan adab mahasiswa juga ditempuh dengan pemberian mata kuliah Pengantar Perpajakan. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa dari semua program studi yang ada.
Menurut Rektor, pemberian mata kuliah Pengantar Perpajakan menjadi bagian dari upaya Institut STIAMI menanamkan ketaatan pajak pada mahasiswa sejak dini.
Dengan memahami apa itu pajak, dan bagaimana fungsinya bagi pembangunan nasional maka diharapkan lulusan Institut STIAMI menjadi pribadi yang taat pada pajak.
“Taat pajak adalah bagian dari adab seorang warga negara sekaligus menanamkan rasa nasionalisme pada mahasiswa,” kata Rektor.
Lebih lanjut Rektor mengatakan beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2019, Bangsa Indonesia baru saja memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74, yang pada tahun ini bertemakan “SDM Unggul Indonesia Maju”. Dalam Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2019, Pemerintah telah mencanangkan pembangunan ke depan akan berfokus terhadap pembangunan sumber daya manusia yang unggul dengan mendorong SDM lulusan pendidikan tnggi harus kompetitif di tingkat regional dan global. Lulusan perguruan tinggi kompetitif dalam karakter sebagai pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan entrepreneurship.
“Lulusan perguruan tinggi juga harus kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menguasai the emerging skills, yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif dalam membangun the emerging business,” tukasnya.
Tema tersebut menurut Rektor berkolerasi dengan situasi yang akan dihadapi oleh Bangsa Indonesia yang diprediksi akan mengalami masa Bonus Demografi pada tahun 2030-2040. Dimana jumlah penduduk usia produktf yang berusia 15 – 64 tahun lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen atau 190 juta penduduk, dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
Bangsa Indonesia jelas Rektor, dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi tersebut dengan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan apalagi dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.
Tentunya, ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi diIndonesia. Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif.
Institut STIAMI lanjut Rektor telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan mutu dan kualitas lulusan. Misalnya membuat rintisan pendidikan jarak jauh, program magang mahasiswa pada BUMN, bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dan lainnya.
BACA JUGA:
- Gandeng Pemda DKI Jakarta, Institut STIAMI Gelar Festival Jalan Soeprapto
- Gubernur Anies Minta Institut STIAMI Lahirkan Lulusan Berakhlak Mulia
- Semnas Institut STIAMI Bahas Pentingnya Big Data
Sementara itu Ketua LLDIKTI Wilayah III Ilah Sailah menyampaikan bahwa Institut STIAMI menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang berkontribusi besar pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Institut STIAMI juga menjadi salah satu perguruan tinggi yang taat azas dan melaporkan data lulusan 100 persen ke system pangkalan data perguruan Tinggi (PDPT) Kemenristekdikti.
Hadir dalam acara wisuda tersebut Pembina Yayasan Ilomata Prof. Dr Safri Nurmantu, dan Ketua Yayasan Ilomata Drs Djaka Permana.