YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Ghufron Mustaqim, Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) jadi salah satu pembicara dalam sesi diskusi panel acara Business Gathering Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) di SM Tower Malioboro, Yogyakarta pada 25-26 September 2024.
Sesi diskusi panel pagi itu dihadiri oleh KH. Saad Ibrahim (Ketua PP Muhammadiyah), Prof. Bambang Setiaji (Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah), Dr. Didik Suhardi (Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah), dr. Dirwan Suryo (Bendahara Majelis PKU PP Muhammadiyah).
Dalam pemaparannya, Ghufron Mustaqim menyebutkan bahwa Jagalaba akan dijadikan PT oleh SUMU dihibahkan untuk 100% kepemilikan Muhammadiyah.
Jagalaba adalah marketplace yang dikembangkan oleh jaringan pengusaha Muhammadiyah SUMU dengan fokus pada produk-produk UMKM. Jagalaba memiliki komitmen untuk mendukung UMKM dengan hanya mengenakan biaya layanan dan admin fee 4%, jauh lebih rendah dibandingkan marketplace besar lainnya yang mengenakan tarif antara 8-12%.
“Di marketplace besar itu tidak ramah UMKM. Dimana ketika produk UMKM itu laris, dalam waktu yang tidak lama, sangat rentan muncul produk pesaing lain yang harganya jauh lebih murah. Produk itu kebanyakan produk-produk impor dari negara-negara luar, salah satunya China. Ditambah lagi dengan biaya layanan yang begitu tinggi dari 8-12 persen. Jadi, marketplace besar ini tidak ramah dan tidak berpihak pada UMKM,” paparnya.
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) itu juga mengingatkan bahwa dalam proses mengembangkan Jagalaba tetap akan ada tantangan dan resikonya.
“Dalam pengembangan Jagalaba, pasti ada tantangan dan resikonya. Tetapi untuk kemaslahatan, dalam rangka Muhammadiyah berkontribusi untuk menjadi benteng pertahanan UMKM di Indonesia, semua itu tetap perlu dilakukan,” ucapnya.
Ghufron menyampaikan, Insya Allah Muhammadiyah akan segera punya Jagalaba, yang menjadi marketplace buat para penjual dari kalangan Muhammadiyah tetapi digunakan untuk melayani masyarakat umum.
“Jagalaba adalah kepanjangan dari belanja keluarga dengan melarisi sahabat,” pungkasnya.
Selain itu, Ghufron juga menjelaskan tentang Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU). SUMU adalah komunitas pengusaha inklusif yang bervisi untuk mewujudkan 30 anggota masuk menjadi Top 30 orang terkaya di Indonesia pada 2045.
Ia mengatakan, SUMU insya Allah dapat menjadi wadah bagi 30.000 anggota dari seluruh Indonesia pada 2027, menjadi salah satu himpunan pengusaha terbesar dan tersistematis di Indonesia.
“Saat ini calon anggota SUMU mendekati 30.000 dari seluruh kab/kota. Ada 1.208 anggota dari dari 178 kab/kota yang terverifikasi. Dimana Estimasi pendapatan 3,44 Trilliun per tahun. Dan estimasi jumlah pegawai mencapai 5.800 pegawai,” papar Ghufron.
Untuk mendukung visi 2045, SUMU merancang flagship program di antaranya;
SUMU Pro: Platfrom berbasis aplikasi dinamis bagi para anggota untuk saling kenal, interaksi, dan monitoring satu sama lain.
SUMU Catalyst: Menyediakan platfrom kolaborasi agar bisnis anggota melejit dengan memanfaatkan ekosistem dan jaringan anggota.
SUMU Venture Builder: Mengkurasi bisnis anggota yang telah terbukti product/market fit dan substainable untuk bisa scale up secara masif ke seluruh Indonesia atau ekspansi secara global.
SUMU Connect: Silaturrahmi dengan pengusaha senior dan menghubungkan anggota dengan komunitas atau organisasi bisnis lain dalam rangka memperkuat dan memperluas jaringan.
SUMU Exclusive Club: Penyusunan strategi dan roadmap khusus bagi anggota yang telah memiliki karyawan di atas 100 dan balance sheet di atas Rp 100 Miliar agar semakin berkembang dan masuk top 100 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2045.
Bagi Anda yang ingin bergabung bersama Serikat Usaha Muhammadiyah, silakan kunjungi situs https://sumu.or.id/