LEMBATA, MENARA62.COM — Gunung Ile Lewotolok Status Siaga. Status ini ditetapkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena adanya peningkatan aktivitas di gunung api tersebut.
Badan Geologi Kementrian ESDM mengingatkan masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dekat puncak Gunung Api Ile Lewotolok, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena status gunung berada pada level III atau Siaga.
“Rekomendasi saat ini masyarakat, pengunjung, wisatawan agar tidak masuk dan tidak melakukan aktivitas di radius dua km dari pusat aktivitas dan sektoral selatan tenggara tiga km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Jumat (26/4/2024) yang dilansir situs Antaranews.com.
Hal itu Jeffry sampaikan untuk merespons informasi adanya wisatawan asing yang mencoba melakukan pendakian ke puncak gunung tersebut, pada Kamis. Ia menegaskan rekomendasi dari Badan Geologi terkait radius bahaya itu, telah sesuai dengan evaluasi menyeluruh atas tingkat aktivitas gunung saat ini.
Badan Geologi pun telah menyebarluaskan informasi status aktivitas gunung setiap hari kepada masyarakat. Selain itu Badan Geologi juga telah memasang rambu-rambu peringatan keselamatan pada kawasan rawan bencana, sebagai salah satu langkah mitigasi bencana.
Kerjasama
Jeffry menilai semua informasi telah disampaikan, sehingga butuh kerja sama yang baik dari semua pihak baik pemerintah desa maupun masyarakat.
Ia menyebut aktivitas pendakian di tengah status aktivitas gunung Siaga ini sangat berisiko sehingga adanya rekomendasi radius bahaya yang harus diketahui oleh semua pihak.
“Saya sudah koordinasi dengan Pak Kalak BPBD untuk dikomunikasikan dengan pemerintah desa,” kata Jeffry.
Gunung Api Ile Lewotolok merupakan satu-satunya gunung api di NTT yang berada pada level III atau Siaga.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Badan Geologi pada periode 16-22 April 2024, tercatat masih tingginya aktivitas erupsi dan hembusan asap dan cenderung meningkat bila dibandingkan dengan periode 7-15 April.
Erupsi atau letusan eksplosif masih berlangsung, dan jumlah gempa menunjukkan peningkatan yang signifikan.