JAKARTA, MENARA62.COM – Zat karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok tembakau berpotensi mengganggu supply oksigen ke otak sehingga perokok mengalami gangguan hipoksia. Karena itu para perokok diimbau untuk segera berhenti merokok.
Dikutip dari Antara, ahli jantung Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita, dr Renan Sukmawan ST mengatakan bahwa zat karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok tembakau menjadi salah satu zat yang menyebabkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
“Karenanya, selain harus mengubah gaya hidup sehat dan tentunya menghilangkan kebiasaan merokok, perokok harus tahu kapan mereka harus berhenti. Para perokok ini sebaiknya berhenti secepatnya, karena berdasarkan riset yang saya baca itu akan mengurangi bahaya tembakau hingga 90 persen,” ujar Renan.
Dilansir dari laman web University of Dundee, Guru Besar Kedokteran dan Terapi Kardiovaskular di University of Dundee Jacob George mengatakan setiap peningkatan fungsi jantung menghasilkan penurunan 13 persen dalam tingkat kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung.
“Dengan beralihnya para partisipan (peserta penelitian) dari rokok ke rokok elektronik, kami menemukan peningkatan persentase poin rata-rata 1,5 dalam satu bulan, dan ini merupakan peningkatan yang signifikan dalam kesehatan jantung, terlepas apakah rokok elektronik itu mengandung nikotin atau tidak,” katanya.
Temuan ini, diharapkan dapat memberikan pandangan baru dalam menghadapi tingginya kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jantung atau penyakit-penyakit katastropik lainnya yang berhubungan dengan rokok. Terlebih selama periode Januari hingga Mei 2019 lalu saja BPJS Kesehatan telah mendanai biaya penyakit katastropik sebesar Rp20 triliun dan 52 persen di antaranya dihabiskan untuk penyakit jantung.