25 C
Jakarta

Inovasi Senerek ala Mahasiswa UM Magelang

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COM — Senerek atau kacang polong selama ini hanya dikenal sebagai bahan untuk membuat sop di warung-warung makan wilayah Magelang. Sop Senerek merupakan kuliner khas Magelang peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda.

Senerek berasal dari kata snert (Bahasa Belanda) yang artinya kacang polong hijau. Kacang ini diolah menjadi sop dengan campuran potongan daging sapi, iga, buntut, kentang, bayam, wortel, daun bawang dan daun seledri.

Kandungan gizi dari Sop Senerek sangat banyak. Mulai dari asam amino yang bagus untuk perbaikan gizi, di samping juga rendah lemak dan bebas kolestrol. Selain itu juga baik untuk kesehatan jantung, kesehatan pencernaan, pertumbuhan dan perkembangan anak.

Namun sayangnya masyarakat terutama anak-anak banyak yang tidak suka dengan senerek ini. Sehingga mengilhami lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang untuk menciptakan inovasi senerek agar disukai anak-anak.

Kelima mahasiswa UM Magelang adalah Hasna Rafida, Didik Irawan, Fatkhussarifin, Ellyana Bhekti Saputri (PGSD FKIP ) dan Nurul Ngaini (Prodi Manajemen FE). Inovasi yang dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini berhasil mendapatkan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2017.

Atas kondisi tersebut, lima mahasiswa berinisiatif membuat olahan senerek dalam bentuk yang disukai semua kalangan termasuk anak-anak. Sehingga ditemukan pembuatan tepung senerek untuk susu, biskuit, dan mi basah disingkat menjadi ‘Trek Suit Mas.’

Untuk membuat tepung senerek, lima mahasiswa UM Magelang melakukan pelatihan bagi warga Desa Mangunrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual senerek dari Desa Mangunrejo sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani senerek dan ibu rumah tangga.

“Selain itu, dengan mengonsumsi olahan dengan tepung senerek dapat meningkatkan gizi anak-anak di Desa Mangunrejo,” kata Hasna Rafida yang ditunjuk sebagai ketua tim PKM di Magelang, Sabtu (10/6/2017).

Dijelaskan Hasna, berbagai kegiatan telah dilakukan mulai sosialisasi, pelatihan pembuatan tepung senerek hingga labelling dan pemasaran. Warga sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Sementara Trimah, Ketua PKK Desa Mangunrejo mengatakan warga sudah mempraktekan penggunaan Trek Suit Mas untuk membuat makan kecil. Pada acara tarawih keliling yang dihadiri oleh Bupati Magelang beserta jajarannya beberapa waktu lalu, olahan biskuit senerek menjadi suguhan.

Selain itu, olahan biskuit senerek menjadi salah satu oleh-oleh yang diberikan warga Mangunrejo kepada Tanti Zaenal Arifin, istri Bupati Magelang. “Semoga Ibu Tanti tertarik dan mendukung olahan biskuit dari senerek ini agar menjadi produk unggulan dan menjadi oleh-oleh khas Magelang,” harap Trimah.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!