27 C
Jakarta

Jasa Marga Memprediksi 1,86 Juta Kendaraan Keluar Wilayah Jabotabek pada Libur Lebaran 1445 H

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi jumlah kendaraan yang keluar wilayah Jabotabek pada periode arus mudik H-7 s.d H2 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (periode 3 April -11 April 2024) adalah sebesar 1,86 juta kendaraan, naik hingga 54,13% terhadap normal dan naik 5,94% dari periode Lebaran 2023.

Distribusi lalu lintas keluar wilayah Jabotabek di periode tersebut adalah mayoritas menuju ke arah Timur (Trans Jawa dan Bandung) sebesar 58,4%, ke arah Barat (Merak) sebesar 22,9% dan ke arah Selatan (Puncak) sebesar 18,8%.

Sedangkan prediksi jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Jabotabek pada periode arus balik H1 s.d H+7 Hari Raya Idul Fitri 1445 H (periode 10 April-18 April 2024) adalah sebesar 1,92 juta kendaraan, naik hingga 60,55% terhadap periode normal dan naik 4,19% dari periode Lebaran 2023.

Distribusi lalu lintas masuk ke wilayah Jabotabek di periode tersebut adalah mayoritas dari arah Timur (Trans Jawa dan Bandung) sebesar 56,5%, dari arah Barat (Merak) sebesar 23,6% dan dari arah Selatan (Puncak) sebesar 19,9%.

Angka prediksi tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikupa (arah Merak).

Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana dalam keterangannya, Kamis (21/3), menjelaskan, prediksi puncak arus mudik jatuh pada H-4 Hari Raya Idul Fitri 1445 H atau pada hari Sabtu, 6 April 2024, dengan lalu lintas mencapai 259 ribu kendaraan di empat gerbang tol utama, naik 66,8% dari keadaan normal.

Sementara itu, untuk prediksi puncak arus balik akan jatuh pada H+5 atau Senin, 15 April 2024 dengan lalu lintas mencapai 300 ribu kendaraan di empat gerbang tol utama, naik hingga 131% terhadap normal.

“Dengan adanya lonjakan kendaraan yang tinggi menuju maupun dari Jalan Tol Trans Jawa dan Bandung tersebut, lokasi yang menjadi fokus perhatian untuk diantisipasi oleh pengguna jalan yaitu pada KM 66 Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang merupakan pertemuan kendaraan menuju/dari Bandung dan Cikampek menuju/dari Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari jumlah volume lalu lintas di titik ini yang diprediksi meningkat hingga 118% pada puncak arus mudik dan 117% pada puncak arus balik,” imbuh Lisye.

Ia juga menyampaikan, tidak hanya mengantisipasi yang menjadi jalur mudik, sejumlah daerah tujuan pariwisata juga harus diantisipasi oleh pengguna jalan, di antaranya di wilayah Jabotabek untuk yang menuju arah Bogor dan Puncak, di wilayah Jawa Tengah di GT Kalikangkung sebagai gerbang tol utama kendaraan masuk ke arah Semarang dan sekitarnya, di wilayah Jawa Timur di GT Warugunung sebagai gerbang tol utama kendaraan masuk ke arah Surabaya, Malang dan sekitarnya.

“Peningkatan mobilisasi ini tentunya akan diantisipasi oleh Jasa Marga dengan
mengoptimalkan seluruh pelayanan, baik dari sisi petugas maupun seluruh armada operasional yang didukung oleh koordinasi intens dengan stakeholder lintas sektoral,” ujar Lisye.

Rekayasa Arus Kendaraan di Rest Area

Lisye menjelaskan, Jasa Marga juga akan melakukan rekayasa arus kendaraan di dalam rest area, menyediakan SPBU modular di 14 lokasi Rest Area, menambah toilet fungsional sebanyak 599 bilik, menyediakan klinik kesehatan bekerjasama dengan Pertamina di Rest Area 725A Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, 792A dan B Jalan Tol Gempol-Pasuruan dan 66A Jalan Tol Pandaan Malang, penambahan posko layanan Kesehatan dan posko polisi, berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan kecukupan BBM, pengaturan antrian SPBU dengan penempatan petugas, hingga berkoordinasi dengan Kepolisian untuk pelaksanaan buka tutup jika rest area mengalami kepadatan.

“Jasa Marga juga mendukung program percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai dengan menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 25 (dua puluh lima) titik rest area, bertambah dari sebelumnya yang berjumlah 17 titik,” imbuh Lisye.

Fitur Baru di Aplikasi Travoy

Masyarakat pengguna jalan tol yang memanfaatkan aplikasi Travoy semakin meningkat. Lisye mengatakan sejak aplikasi Travoy dikeluarkan sudah 1 juta pengguna yang mengunduh aplikasi ini. Pihaknya terus melakukan evaluasi dan pengembangan aplikasi ini diantaranya dengan menambah fitur ‘push notification’

“Kami juga menambah fitur baru dalam Aplikasi Travoy yang semula info tarif tol menjadi fitur Travoy Journey yang menghadirkan informasi pilihan rute yang dilengkapi sekaligus tarif tol, CCTV real time, info rest area hingga info lalu lintas
terkini,” tambahnya.

Untuk fitur ‘push notification’ adalah fitur baru yang memberi informasi lebih awal kepada pengguna jalan tol secara berkala.

“Jadi tanpa kita buka aplikasi travoy dia akan memberikan informasinya duluan, misalkan kita sedang berada di tol Jagorawi, tiba-tiba muncul informasi ada gangguan di kilo meter sekian mohon berhati-hati,” ujar Lisye.

Fitur baru ini kata Lisye merupakan hasil evaluasi sejak aplikasi Travoy diluncurkan, dengan catatan bahwa pengguna harus mengaktifkan ‘push notification’ terlebih dahulu.

Kesiapan Jalur Fungsional Tol Solo-Yogyakarta dan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan

Lisye menambahkan, sejumlah upaya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan selama periode Lebaran 2024, khususnya dalam menyiapkan alternatif jalur fungsional dan akses jalan tol untuk mendistribusikan lalu lintas, di antaranya yaitu Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo (Jogja-Solo) dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan.

“Untuk Jalan Tol Jogja-Solo pada periode Lebaran 2024 ini terdapat penambahan panjang ruas fungsional dari Colomadu s.d Ngawen sepanjang 22,3 Km dari (dari sebelumnya Kartasura-Karanganom 13 KM). Jalur fungsional ini akan tersambung ke Jalan Provinsi Jatinom-Boyolali kemudian ke Jalan Nasional Yogya-Solo.

Jalur fungsional ini akan beroperasi pada pukul 06.00 s.d 17.00 WIB pada periode arus mudik (5-11 April 2024) dan periode arus balik (12-15 April 2024) serta dibuka hanya untuk kendaraan golongan 1 non bus,” ujar Lisye.

Sementara itu, untuk jalur fungsional Japek II Selatan akan beroperasi dari SS Sadang hingga Kutanegara sepanjang 8,5 KM yang dioperasikan secara situasional sesuai diskresi Kepolisian untuk mendukung distribusi lalu lintas pada arus balik tepatnya dari arah Bandung dan sekitarnya yang menuju Jabotabek melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.(*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!