JAKARTA, MENARA62.COM– Artis Julia Perez (Jupe) kini sedang jadi sorotan. Kanker serviks yang tengah dideritanya membuat Jupe harus menjalani perawatan intensif di RSCM dalam jangka waktu cukup panjang.
Berbagai spekulasi berkembang terkait kanker serviks yang diderita Jupe. Salah satunya adalah persoalan berganti pasangan hidup. Seks dengan banyak pasangan membuat seorang perempuan rentan terhadap kanker serviks.
Terhadap anggapan seperti itu, dr Kartiwa Hadi Nuryanto, SpOG (K) Onk, spesialis kebidanan dan kandungan RSCM/FKUI angkat bicara. Dalam sebuah acara edukasi bahaya kanker serviks yang digelar BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, dr Kartiwa mengatakan tidak ada yang salah dalam perilaku seks Jupe.
“Yang salah adalah Jupe sebagai perempuan yang sudah menikah, lupa untuk deteksi dini kanker serviks,” kata dr Kartiwa.
Akibat kelalaian Jupe melakukan deteksi dini kanker serviks, ia harus terkena kanker serviks. Dan ironisnya, kanker serviks Jupe terdeteksi setelah stadium lanjut.
Dr Kartiwa mengingatkan bahwa deteksi dini kanker serviks baik dengan metode papsmear maupun tes IVA wajib hukumnya bagi perempuan yang sudah menikah, yang sudah pernah melakukan hubungan seks. Minimal sekali dalam setahun.
Dua metode tersebut dikatakan dr Kartiwa cukup efektif untuk mendeteksi adanya kanker serviks secara dini. Dan jika ditemukan dalam stadium awal, maka peluang untuk bisa diobati dan sembuh jauh lebih besar.
Dr Kartiwa meminta agar perempuan melakukan deteksi dini kanker serviks, ada keluhan ataupun tidak. Sebab pada fase awal kanker serviks acapkali tanpa gejala. Perempuan baru menyadari kanker serviks ketika keputihan berkepanjangan dengan bau busuk, atau keluar darah usai berhubungan badan.
Dalam kondisi demikian, lanjut dr Kartiwa sesungguhnya kanker serviks sudah dalam stadium lanjut. Dan proses pengobatannya akan jauh lebih sulit, memakan waktu dan biaya yang besar.
Dr Kartiwa mengingatkan bahwa setiap perempuan yang sudah menikah, yang sudah pernah berhubungan badan memiliki risiko sama besar terkena kanker serviks. Sebab virus human papiloma (HPV) bisa menular dengan media diluar seks. Kadang melalui tangan sendiri yang tidak dicuci dengan sabun, menjadi media penularan.
“HPV bisa ditemukan di organ tubuh mana pun. Tetapi ketika sudah mengena pada serviks, maka HPV berkembang liar menjadi kanker serviks jika tidak diatasi. Ini tentu untuk jenis HPV ganas,” tukas Kartiwa.
Karena itu, ia mengajak semua perempuan melakukan papsmear atau tes IVA, rutin setiap tahunnya sekali. Cara yang sederhana, mudah dan tidak memakan waktu ini akan menghindarkan perempuan dari bahaya kanker serviks.
“Jangan sampai ada Jupe-Jupe berikutnya akibat mengabaikan deteksi dini kanker,” tutupnya.
Untuk mudah mengingatnya, lakukan papsmear atau tes IVA pada saat kita ulangtahun. Jadikanlah sebagai bagian dari kado terindah dihari jadi diri kita sendiri.