SOLO,MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Kajian Tafsir rutin yang digelar secara online melalui Zoom Meeting. Bertepatan dengan Kamis (13/2/2025), kajian membahas tentang Surat Al Fajr dan Nafsu Muthmainnah yang terkandung pada surat tersebut.
Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IQT) UMS Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I, M.Th.I., mengawali dengan menafsirkan surat Al Fajr ayat 20.
“Dan mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan,” tuturnya.
Menyambung dengan ayat sebelumnya, ayat tersebut ditafsirkan bahwa salah satu sifat dari orang kafir adalah mencintai harta yang berlebihan. Kalau ada orang Islam dia mencintai harta itu berlebihan maka sejatinya dia memiliki sifat kekufuran.
“Jadi wajar kalau orang cinta sama harta itu wajar. Yang tidak menjadi wajar adalah mendapatkannya halal-haram itu tidak peduli, itu yang tidak boleh. Kemudian kecintaannya pada harta itu melalaikan pada ibadah,” jelasnya.
Ainur mengatakan, umat Islam boleh memiliki hobi apapun seperti memancing atau sepak bola karena itu adalah hal yang mubah. Akan tetapi itu menjadi haram apabila melalaikan sholat.
“Jangan sampai kita mencintai itu berlebihan,” ujarnya.
Dia menekankan untuk tidak berpikiran ketika diuji oleh Allah SWT, maka berpikiran Allah telah meninggalkan. Sedangkan pada ayat selanjutnya apabila Allah sudah sampai marah, Allah akan mengguncangkan jagat raya berturut turut.
“Maka apa yang kita usahakan yang bukan karena Allah itu hilang. Kalau dulu pernah merebut jabatan bukan karena Allah, (maka) hilang. Kalau kita mengumpulkan harta dan harta itu tidak digunakan di jalan Allah, hilang dan hancur semuanya,” paparnya lebih lanjut.
Akan tetapi apabila beramal sholeh, maka itu akan abadi.
Pada ayat lain, disebut bahwa Allah dan para malaikatnya akan datang dan berbaris pada hari Pengadilan dan menatap jin dan manusia. Kemudian juga didatangkan neraka jahannam. Tapi apa manfaat dari itu?
“Maka manusia itu ketika nampak neraka jahannam itu mereka itu baru sadar, tapi kesadarannya itu tidak ada manfaatnya,” ujar Ainur.
Dosen IQT UMS itu menerangkan lebih lanjut, bagi orang kafir, orang yang berdosa, ahli maksiat yang belum bertaubat, ketika nampak neraka jahannam itu luar biasa menyesal. Mereka menangis sejadi-jadinya. Bahkan orang sholeh pun menyesal kenapa tidak memperbanyak amal sholeh.
Ainur menjelaskan lebih luas bahwa di hari Pengadilan itu, tidak ada seorang pun yang mampu mengazab seadil azab Allah. Begitu pula pada hari pengadilan tersebut tidak ada seorang pun di dunia yang disiksa seperti siksaan di hari kiamat. Belenggu Allah pun sangat kuat kepada orang-orang kafir.
Hingga pertengahan kajian, Ainur mengutarakan inti dari surat Al-Fajr adalah pada ayat 27 yaitu nafsu muthmainnah. Dia menyebut bahwa terdapat tiga jenis nafsu yaitu nafsu amaroh, lawwamah, dan muthmainnah. Nafsu muthamainnah adalah nafsu yang merujuk pada jiwa yang tenang dan damai karena mendapatkan ketenangan dan kedamaian.
Ciri orang yang mendapatkan nafsu muthmainnah, adalah hidupnya tenang dalam menghadapi permasalahan.
“Bukan berarti nafsu muthmainnah itu tidak diuji, bukan,” kata Ainur.
Ciri lain orang yang memiliki nafsu muthmainnah adalah mempunyai keyakinan kepada Allah, patuh kepada Allah, dan mempunyai akhlak terpuji. Sedangkan cara mencapai nafsu muthmainnah adalah dengan meningkatkan ibadah, berlatih mengontrol hawa nafsu, menambah ilmu. Orang yang punya nafsu muthmainnah dipanggil oleh Allah masuk ke dalam golongan.
“Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku,” tuturnya mengartikan Surat Al Fajr ayat 29-30. (*)