27.8 C
Jakarta

Kemenristek Dukung Pengembangan Obat Modern Asli Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung adanya hilirisasi riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau fitofarmaka. Oleh sebab itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro mengapresiasi produsen obat yang berhasil membuat produk OMAI yang dihasilkan dari bahan baku dalam negeri.

“Langkah ini merupakan wujud hilirisasi industri seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Saya apresiasi Dexa Group yang telah menghasilkan produk riset dan teknologi yang inovatif berbahan baku keanekaragaman sumber daya biodiversitas asli Indonesia. Tentunya ini menjadi peran pemerintah untuk membantu hilirisasi industri agar semakin banyak dikonsumsi, dalam hal ini kami akan mengusulkan penggunaan obat-obatan fitofarmaka di program kesehatan pemerintah,” ujarnya saat kunjungan ke Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DBLS), Cikarang (8/1).

Dalam siaran persnya, Menteri Bambang menyampaikan arahan khusus terkait pengembangan obat fitofarmaka di industri farmasi Indonesia. Salah satunya fokus dalam pengembangan obat fitofarmaka pada penyakit yang banyak ada di Indonesia. Dengan adanya pengelompokan penyakit bisa difokuskan kebutuhan riset obat yang dibutuhkan.

Direktur Eksekutif DLBS Raymond Tjandrawinata mengatakan, sebagai organiasi riset bahan alam saat ini DLBS sudah menghasilkan 18 produk berizin edar Fitofarmaka dari 26 produk fitofarmaka di Indonesia. Upaya itu merupakan langkah mendorong kemandirian bahan baku obat nasional sekaligus memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

“Melalui DLBS, Dexa Group melakukan kegiatan riset di tingkat hulu dengan mengembangkan ketersediaan farmasi dan memproduksi Active Pharmaceutical Ingredients (API) yang berasal dari makhluk hidup. Di tingkat hilir, inovasi pengembangan dari DLBS ini menghasilkan 18 produk berizin edar fitofarmaka dari 26 produk berizin edar Fitofarmaka di Indonesia,” kata Raymond.

Saat ini DBLS sendiri telah menghasilkan OMAI di antaranya Inlacin yakni produk obat diabetes fitofarmaka berbahan baku bungur dan kayu manis yang telah diekspor ke Kamboja dan Filipina. Selain itu, produk fitofarmaka lainnya adalah Redacid berbahan baku kayu manis yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan lambung.

Dalam kunjungan kerjanya ke Cikarang, Menteri Bambang juga menyambangi Kampoeng Djamoe Organik milik Martha Tilaar. Pada kesempatan tersebut Menteri Bambang menyampaikan peran penting Research and Development (R&D) dalam pengembangan usaha perusahaan swasta. Menteri Bambang berharap R&D di perusahaan swasta dapat menjadi teknologi tepat guna dan bernilai tambah menjawab kebutuhan masyarakat.

“R&D merupakan langkah maju perusahaan dalam product development. Tidak hanya untuk mendukung program pemerintah tapi juga benefit untuk perusahaan itu sendiri dalam menjaga kelangsungan usaha dan daya saing. Saya harap kegiatan R&D ini dapat berdampak langsung kepada masyarakat,” ujar Menteri Bambang.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!