26.7 C
Jakarta

Kisah Hadi Poernomo, Wisudawan Program Sarjana Hukum Tertua Unkris yang Raih Penghargaan MURI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Usia boleh lanjut, tetapi semangat untuk belajar tidak boleh surut. Itulah yang dilakukan Mantan Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Hadi Poernomo. Meski usianya sudah terbilang sangat senior, Hadi berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas Krisnadwipayana (Unkris). Bahkan, pria kelahiran 21 April 1947 tersebut berhasil menggagas ide cemerlang Single Identity Number (SIN) Pajak dalam karya skripsinya yang kini menjadi kebanggaan seluruh civitas akademika.

Atas capaiannya tersebut, Hadi mendapatkan dua penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori lulusan sarjana hukum dengan usia paling tua, dan penggagas SIN Pajak. Penghargaan diserahkan Ketua Umum MURI Jaya Suprana di tengah berlangsungnya wisuda secara offline Unkris di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (19/5/2022).

Hadi Poernomo tercatat menjadi salah satu wisudawan program strata 1 Fakultas Hukum Unkris yang ikut diwisuda bersama 1.222 wisudawan lainnya. Ia berhasil menyelesaikan program sarjana hukumnya pada 21 Maret 2022 atau pada usia 74 tahun 334 hari dengan IPK 3,6.

Gagasan SIN Pajak yang tertuang dalam skripsinya berjudul Single Identity Number Perpajakan Menciptakan Konsep Negara Indonesia Sejahtera tersebut digadang-gadang akan menjadi sistem yang mampu mengintegrasikan pajak di Indonesia.

Jaya Suprana dalam kata pengantarnya menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Hadi Poernomo. “Ini membuktikan bahwa Unkris adalah perguruan tinggi terbaik bukan saja di Indonesia tetapi juga dunia. Belum ada perguruan tinggi terbaik di manapun di dunia yang mewisuda seorang doctor yang berhasil lulus sarjana hukum pada usia 75 tahun. Itu hanya ada di Unkris,” kata Jaya Suprana.

Menurutnya dengan pencapaian ini maka Hadi Poernomo dapat menjadi teladan bahwa proses belajar itu perlu terus dijalankan. “Beliau ini memberikan keteladanan dengan perilaku, yaitu sudah (bergelar) doktor, usia 75 tahun tapi masih bersemangat buat ijazah sarjana hukum,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Pembina Yayasan Unkris Prof Dr Gayus Lumbuun. Dalam sambutannya, Prof Gayus menyampaikan kebanggaannya bahwa Hadi Poernomo tak sekadar menjadi lulusan sarjana hukum tertua di Indonesia tetapi sekaligus memberikan pemikiran konsep recovery together recovery stronger, sebuah ajakan untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi negara Indonesia.

“Penelitiannya dibidang hukum mengenai surat utang negara bisa menjadi sebuah terobosan bagi Indonesia dalam hal penanganan perpajakan. Jika pemikiran ini digunakan dengan baik serta dilengkapi dengan perangkat hukum yang kuat dan system yang transparan, saya yakin seluruh pajak yang mangkrak yang jumlahnya sangat fantastis bisa diselesaikan,” jelas Prof Gayus.

Dalam skripsinya, Hadi Poernomo memberikan gambaran bagaimana pajak sebagai salah satu instrumen fiskal terbesar di APBN, memiliki potensi untuk menjadikan Indonesia sejahtera. Penelitian ini menyebutkan bahwa permasalahan utama dari gagalnya penerimaan perpajakan selama ini karena adanya ketidakseimbangan antara fasilitas dan kewajibannya.

Dalam penelitiannya, Hadi Poernomo menyajikan konsep SIN Pajak dalam bentuk bank data perpajakan dan membuktikan ketidak berjalannya SIN pajak adalah karena adanya inkonsistensi dalam pelaksanaan peraturannya. Hadi mengusulkan adanya government review atas ketentuan pelaksanaan SIN pajak.

Rektor Unkris Ayub Muktiono

Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono di tempat yang sama meminta generasi muda mencontoh sosok Hadi Poernomo, khususnya dalam upaya menuntut ilmu.”Saya harap anak muda generasi muda bisa mencontoh,” katanya.

Lebih lanjut Rektor mengatakan untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, setidaknya ada 4 kunci penting yang harus dipegang oleh mahasiswa. Yakni selalu belajar atau menuntut ilmu, membangun networking atau menjalin silaturahmi, mengimplementasikan ilmu yang diperoleh termasuk memanfaatkan networking yang dimiliki serta berdoa. “Jangan pernah takut gagal karena sesungguhnya rintangan itu yang akan membuat kita lebih pintar, dan lebih cerdas,” katanya.

Rektor berharap lulusan Unkris tidak hanya unggul dibidang akademik saja, namun juga memiliki nilai tambah yaitu beradab, yang dapat diartikan memiliki sifat jujur, amanah dan berbudi pekerti baik.

Dalam kesempatan tersebut Rektor juga melaporkan sejumlah kegiatan yang telah
dilakukan Unkris terkait kerjasama dengan berbagai pihak, pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan akademik maupun kegiatan kemahasiswaan. Di bidang kerjasama, Unkris telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik antar Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Industri, Instansi Pemerintah dan Swasta maupun Lembaga-Lembaga lainnya, seperti dengan Kemenkominfo, Kemenpora, LP3I, Yayasan Cakra Inti Indonesia dan HIPMI PT kota Bekasi.

Di bidang akademik dan kemahasiswaan, Rektor menyebut Unkris berusaha untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang muaranya akan diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikbud dan berbagai kompetisi lainnya.

“Alhamdulillah sejumlah mahasiswa UNKRIS mampu berprestasi di tingkat regional maupun nasional baik dibidang olah raga, seni, sains maupun kewirausahaan,” jelas Ayub.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly

Sementara itu, Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Prof. Yasonna H Laoly, SH, M.Sc, Ph.D dalam sambutan kuncinya menyampaikan pandemi COVID-19 mempengaruhi banyak hal dari kehidupan dan memaksa semua orang untuk berubah menerima sebuah kondisi “new normal” dengan memasuki era transformasi digital yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Situasi tersebut juga melanda dunia pendidikan Indonesia, di mana metode pendidikan dilakukan secara daring.

“Ini terasa berat dan banyak menimbulkan kebingungan luar biasa, semua harus berdamai dan beradaptasi dengan metode ini,” kata Yasonna.

Menurut Yasonna, kita semua harus yakin bahwa kita akan pulih dan bangkit dari pandemi COVID-19 serta akan tumbuh menjadi bangsa yang lebih kuat dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul untuk Indonesia Tangguh.

Perkembangan teknologi yang sangat cepat lanjut Yasonna, membutuhkan kemampuan beradaptasi yang cepat pula. Hal ini menjadi salah satu kemampuan penting bagi civitas akademika dan institusi perguruan tinggi untuk meraih sukses yang diharapkan.

“Pola pikir kampus atau perguruan tinggi harus didorong menuju perguruan tinggi entrepreneur yang mengusung prinsip growth mind set. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi pilar utama harus terus dijaga dan dipertahankan, bukan saja edukasi sebagai dharma utama, tetapi juga menjadikan edukasi, riset dan pengabdian kepada masyarakat menjadi kesatuan yang utuh atau integratif, saling mendukung dan menguatkan,” lanjutnya.

Yasonna mengingatkan bahwa bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan global abad 21 yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup
pemenuhan kebutuhan manusia, lingkungan, dan spiritual. Pencapaian tantangan tersebut menghadapi kendala dan tantangan ketika pandemic COVID-19 menghantam dunia.

Terkait wisuda offline kali ini, Ketua Pelaksana Wisuda Unkris Dr Parbuntian Sinaga, mengatakan ini adalah kedua kalinya yang digelar Unkris selama masa pandemi Covid-19. Wisuda Sarjana ke-61 dan Magister ke-25 tersebut diikuti oleh 1.222 orang wisudawan terdiri atas program S1 sebanyak 937 orang dan program magister sebanyak 285 orang.

Prosesi wisuda offline UNKRIS di Jakarta Convention Center

Wisuda dengan tema “Wujudkan Insan Unggul dan Beradab” tersebut dihadiri Kabag Umum LLDIKTI 3 Jakarta Noviyanto mewakili Kepala LLDIKTI wilayah III Dr Ir Paristiyanti Nurwardani M.P, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun, dan Ketua Pengurus Yayasan Unkris Amir Karyatin, SH.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!