29.2 C
Jakarta

Kunjungi RS Muhammadiyah Palembang, Arniza Nilawati Tinjau Penerapan Penggunaan Obat dan Makanan

Baca Juga:

Palembang, menara62.com – Memulai agenda reses periode terakhir tahun 2022 ini, pada Selasa (13/12/2022) Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Arniza Nilawati, S.E., M.M., melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Palembang, di Jln Jenderal Ahmad Yani Kota Palembang.

Kehadiran Anggota DPD RI asal Sumatera Selatan tersebut diterima langsung oleh Direktur RS Muhammadiyah Palembang, dr. Rizal Daulay, SpOT, MARS., beserta jajaran direksi dan kepala bagian lainnya.

Pada kesempatan itu dilangsungkan dialog dan diskusi terkait banyak hal dalam penyelenggaraan jasa kesehatan. Salah satunya yang dibahas adalah terkait dengan merebaknya gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak.

Data per Oktober 2022 ini data menunjukkan yang terkena jenis penyakit ini telah mencapai 304 kasus, yang menyerang sebagian besar anak2. Dari jumlah itu tercatat 159 orang meninggal (52 persen).

Dikatakan oleh Arniza Nilawati, berpedoman pada pernyataan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) penyakit tersebut disebabkan mengonsumsi obat sirup yang mengandung zat pelarut tambahan berupa propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gkiserin/gliserol.

Terkait dengan problem tersebut dikatakan Arniza Nilawati ingin mengetahui di RS Muhammadiyah Palembang dalam hal penyelenggaraan jasa kesehatan, bagaimana penerapan penggunaan obat dan makanan sebagai bagian dari upaya penyembuhan pasien.

Senator kebanggaan Sumatera Selatan ini juga mengajak jajaran Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan informasi yang jelas dan tidak membingungkan kepada masyarakat terkait obat sirup yang mengandung zat pelarut tambahan berupa propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gkiserin/gliserol.

Poinnya adalah komunikasi dan pesan harus jelas. Karena masyarakat adalah objek utama dari kebijakan itu. Sehingga mereka harus tahu produk apa saja yang ditarik dan membahayakan bagi masyarakat terutama anak-anak.

(RZP/Riil)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!