WAJO, MENARA62.COM — Lazismu Wajo panen raya padi-nila. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan petani di Kabupaten Wajo. Langkah ini, juga dibarengi dengan membangun kesadaran untuk membayar zakat pertanian.
Dari zakat yang dibayarkan ke Lazismu Wajo, Sulawesi Selatan inilah, dengan izin Allah- hasil pertanian di Wajo bertambah berkah dan berlipat. Hal ini disampaikan Ketua Lazismu Wajo,ustadz Sulaeman Nyampa, ketika mendampingi pengurus PP Muhammadiyah–Lazismu pusat panen raya Lazismu Wajo. Dari pusat yang hadir adalah, ketua Lazismu Pusat Dr Mahli Zainudin Tago, dan yang mewakili PP Muhammadiyah Dr dr Agus Taufikkurohman M.Kes, dan Anggota Majelis Pemerdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Ir Syafii Latuconsina.
Menurut Sulaeman, panen raya Lazismu Wajo ini, lokasi persinya di Kecamatan Tempeh. Lahan yang kelola sekitar 5 hektar. Sedangkan jenis padi yang dipanen, merupakan padi lokal yang nantinya dikemas dalam produk beras dengan nama dagang Tunas Perkasa dan Tunas Melati. Nama dagang ini, sebelumnya sudah menjadi brand beras Lazismu dan Pemuda Muhammadiyah Wajo.
Menurut ustadz Sulaeman, lahan padi Lazismu Wajo ini merupakan syirkah antara Lazismu setempat dengan petani binaan Lazismu. Petani ini, sudah bermitra sekitar empat bulan lalu, yang dimulai sejak awal tanam hingga panen.
Menariknya, lanjut ustadz Sulaeman, petani mitra lazismu ini mendapatkan edukasi tentang sistem ekonomi Islam. Di dalam Islam ada yang namanya zakat pertanian. Zakat ini harus dikeluarkan.
“Alhamdulillah dari edukasi ini petani yang sudah mencapai nisab zakat langsung mengeluarkan zakatnya, sementara yang masih belum mencapai nisab memberikan infaq atau sedekah ke lazismu,” ujarnya.
JATAM
Masih menurut ustadz Sulaeman, selain panen raya kegiatan tersebut juga momentum deklarasi Jatam (Jama’ah Tani Muhammadiyah) Wajo. Pendeklarasian ini, dipelopori oleh Majelis pemberdayaan masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.
Terbentuknya Jatam ini, kata ustadz Sulaeman, mendapat sambutan baik. Apalagi, petani sangat terbantu dengan ketersediaan pupuk yang selama ini sulit didapatkan.
Salah satu program Jatam, membuat jamu atau penyubur tanaman padi secara organik, sehingga petani bisa punya dan memproduksi sendiri pupuk yang dibutuhkan. Mereka dilatih oleh tim Jatam.
Muktamar
Kegiatan panen raya padi dan ikan nila ini, juga dikaitkan dengan gebayar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah ke 48 di Kaupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Pelaksanaan gebyar itu, hampir berbarengan.
Panen ikan di lakukan di Pondok Tahfiz Muhammadiya berbasis pertanian terintegrasi Al-Mukarrabin.