JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya meringankan beban pembelajaran masa pandemi, salah satunya dengan menggunakan ‘Learning Management System’ (LMS) terutama bagi sekolah yang sudah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (PJJ). Sistem ini dikembangkan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMEO SEAMOLEC) yang didukung Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Situs resmi di unduh lms-siln.kemdikbud.go.id.
Bimbingan Teknis LMS SILN digelar bagi para guru dan kepala sekolah tanah air di luar negeri, yaitu Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sekolah Indonesia Riyadh, Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), dan Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH). Bimtek digelar hibrida dengan protokol kesehatan di Tangerang, 20-22 September 2021.
LMS SILN merupakan sistem tata kelola pembelajaran digital yang terdiri dari materi, tugas, evaluasi, dan diskusi. Materi dapat diunggah dalam bentuk dokumen tulisan, gambar, maupun audio visual. Lewat LMS, dapat dilakukan penilaian virtual dan seluruh nilai terekam rapi. Para peserta terlihat antusias mempraktikkan langsung membuat akun dan mengoperasikan LMS dipandu pemateri.
LMS berperan penting mengarusutamakan dan mengukur pembelajaran daring. Manajer IT SEAMEO SEAMOLEC, Fazhar Restu Fauzi, mengungkapkan, “LMS menata dan merekam rapi jalannya pembelajaran, supaya pendidik tahu anak didiknya benar-benar belajar,” tutur Fazhar. LMS SILN juga mudah dikelola. “Penggunanya terbagi dua, yaitu siswa dan guru dengan tiga peran berbeda, yaitu administrator, pengampu, dan pendamping,” jelas Fazhar.
Ditegaskan Fazhar, PJJ daring maupun luring merupakan respon terhadap pandemi sebagai kondisi khusus. “Tetapi yang berat ialah mengembangkan materi, karena biasanya dilakukan luring. Saat mentransfer ke digital, guru perlu upaya ekstra seperti membuat materi jadi video, audio, atau e-book. Nanti, setelah jadi pun harus dimasukkan dalam LMS,” terang Fazhar dalam paparannya, Selasa (21/9).
Ihsan Fauzi dari SEAMOLEC menjelaskan bahwa tugas guru administrator adalah membuat kelas, membagikan kode kelas, mengatur fungsi guru, membuat mata pelajaran, serta memetakan pengampu mata pelajaran. “Administrator lebih kepada pengurusan administrasi, bukan substansi pengajarannya,” tutur Ihsan.
Sementara itu, guru pengampu bertugas mengelola kelas dan mengajar. “Mulai dari membuat alur belajar, mengisi perangkat pembelajaran, petunjuk belajar, materi, penugasan, penilaian, dan mengelola diskus. “Pengampu juga menentukan pembobotan nilai dan menilai tugas peserta didik,” terang Ihsan.
Tugas guru pendamping adalah mendampingi kegiatan belajar, membantu siswa menyelesaikan masalah teknis, serta memastikan peserta didik mengerjakan tugas. Siswa dapat bergabung ke dalam kelas dengan memasukkan kode kelas yang diberikan guru administrator. Setelahnya, siswa dapat mengikuti pembelajaran, mengakses materi, dan mengerjakan tugas serta ujian.
Ditambahkan Ihsan, LMS baik digunakan untuk project based learning. “Siswa bisa menghasilkan karya dan diunggah bentuk video, gambar, atau dokumen sesuai instruksi guru,” tutur Ihsan sambil memandu para guru dan kepala sekolah mengoperasikan LMS secara daring. Perkembangan peserta didik juga dapat dipantau reguler dengan adanya tabulasi laporan hasil tugas, evaluasi, dan hasil pembelajaran.
SILN Gembira Sambut LMS
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Yusli Wardiatno, mengaku gembira dengan adanya bimbingan teknis (bimtek) ini. “Ini membantu Sekolah Republik Indonesia di Tokyo untuk program reguler yang harus dilakukan daring karena pandemi,” ucap Atdikbud Yusli. Ia juga mengungkapkan bimtek ini sangat inspiratif bagi para guru menyiapkan diri. “Saya harap, ke depan SRIT terus mendapat bimbingan semacam ini agar lebih optimal melayani PJJ,” harap Yusli.
Guru Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), Ani Dwi Agustina, mengakui sejak awal pandemi, SIR bergerak cepat mengkondisikan pembelajaran dengan pemanfaatan TIK. “Kami memberi tugas terstruktur dengan penekanan bahwa anak-anak belajar di rumah didampingi orang tua,” kata Ani yang terbiasa menggelar pembelajaran daring lewat siaran langsung Facebook serta memanfaatkan Edmodo, Quizziz, atau Googleform.
“Tampilan dan penggunaan LMS cukup simpel, dan akan mendukung pembelajaran hibrida yang telah diberlakukan di Riyadh sejak 5 September lalu. Mudah-mudahan bisa dipakai guru dan siswa,” harap Ani.
Ani menilai, penerapan PJJ juga sangat bergantung pada peran orang tua sebagai pembimbing anak selama belajar di rumah. “Terutama anak jenjang TK dan SD kelas rendah. Komunikasi guru dengan orangtua dibangun dengan memanfaatkan platform digital,” tutur Ani.
Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Dadang Hermawan, mengapresiasi kegiatan yang dinilainya berjalan efektif dan efisien. “Pemateri menyampaikan dengan baik, runtut, dan jelas. Kami juga didampingi praktik langsung menggunakan LMS, sehingga ke depan tinggal SILN mengoptimalkannya,” ucap Dadang.
Diakui Dadang, salah satu tantangan PJJ adalah kesulitan para siswa yang tinggal di ladang-ladang sawit mendapatkan sinyal. “Tapi, platform LMS ini sangat baik untuk mengantisipasi kekurangan guru yang kami hadapi, apalagi SIKK juga menjadi induk bagi 160 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) jenjang SD dan SMP. Insyaallah jika para guru menguasai LMS, layanan pendidikan bisa semakin baik,” harap Dadang.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH), Herman Tahir, mengakui tantangan pembelajaran adalah membuatnya menarik agar siswa lebih semangat belajar mandiri. “Misalnya, kami berikan elektronik modul atau buku elektronik yang mendukung pembelajaran,” ucap Herman.
“Saya bersyukur LMS terpusat dan mudah digunakan. Semoga nantinya LMS bisa dilengkapi webcam dan rekam video tatap muka dan segera ada di AppStore,” tutur Herman yang menerangkan pembelajaran SIDH sudah beranjak ke luring sesuai protokol kesehatan setempat yang ketat.
Guru Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Rika Melia Sari, mengungkapkan secara umum LMS mudah digunakan dan fiturnya lebih terorganisir. “Sebagai guru, sebetulnya sudah lama saya berharap ada wadah semacam LMS ini yang semuanya bisa dikelola dalam satu situs. Semoga LMS segera tersedia di AppStore dan Playstore,” kata Rika lagi.
Tantangan PJJ daring, diakui Rika, guru harus mencari metode penugasan yang membuat siswa semangat. “Misalnya, membuat tugas bentuk teka-teki silang,” ujarnya memberi contoh.
Sebagai informasi, SEAMEO adalah organisasi regional antarpemerintah yang didirikan untuk mempromosikan kerja sama regional bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan di Asia Tenggara. Sementara SEAMOLEC adalah salah satu pusat di bawah SEAMEO yang berfokus pada pengembangan Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh (Open and Distance Learning)