27.3 C
Jakarta

Mahasiswa PPKn UMP Kaji Berita Hoaks Wabah Covid-19

Baca Juga:

PURWOKERTO, MENARA62.COM — Mahasiswa PPKn Universitas Muhammadiyah Pruwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah mengkaji kasus berita hoaks yang terjadi selama merebaknya virus Covid-19 di Indonesia.

Aristiya Ningsih salah satu mahasiswi PPKn UMP mengungkapkan, berita bohong atau sering kita dengar hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.

Aristiya menjlaskan, pada era serba digital ini, berita sangat mudah dan cepat dalam penyebarluasan informasi. “Berita hoaks sangat cepat tersebat di sosial media seperti Whatsapp, Instagram, twitter, facebook dan masih banyak lagi,” ungkapnya dalam tugas mata kuliah online Jurnalistik, Rabu (1/4/2020).

Menurutnya, berita jelas dikatakan berita hoaks, karena dalam berita tersebut berasal dari situs yang tidak dapat diperceya, seperti tidak ada atau tidak memiliki tim redaksi, tidak jelas siapa yang menulis/pembuat berita tersebut tidak ada keterangan, tidak tercantumnya identitas seperti nomor telepon atau email penulis nya.

“Tidak ada tanggal kejadiannya, tempat mana, menekankan isu yang berlebihan, bahasa yang digunakan dalam menyampaikan berita juga agak rancu dan tidak dilengkapi dengan penjelasannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Gayuh Ilham mahasiswa PPKn lain mengatakan, terkait informasi hoaks menurutnya sangat meresahkan, apalagi bagi mereka yang masih mudah menerima informasi tanpa memperhatikan sumber yang jelas.

“Contoh dari grup WA, kadang ada panik siaran pesan kabar Covid-19 yang tidak jelas sumbernya,” jelasnya.

Lalu cara membedakan kabar hoax dan tidak, lanjut Gayuh lebih merujuk ke situs berita kredibel sebagai acuan ketika ada berita yang masuk atau disebarluaskan tujuannya untuk memastikan benar atau tidaknya informasi tersebut.

“Sehingga nanti ketika ikut membroadcast sudah sesuai prosedur dalam penyebaran informasi yaitu salah satunya berpedoman pada sumber informasi yang jelas,” katanya.

Sementara itu, Sandra Tegar Larasati menambahkan, berita yang bisa dipercaya adalah berita yang berasal dari akun resmi pemerintah atau instansi terkait.

“Karena disitu kita bisa mendapatkan berita yang akurat. Saat ini peran kita dirumah adalah menjadi penengah berita hoaks di gurp keluarga, kita menjelaskannya juga harus sesuai fakta tanpa menggurui,” pungkasnya. (tgr)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!