JAKARTA, MENARA62.COM – Mayoritas masyarakat di seluruh dunia menyampaikan tahniyah atas pergantian tahun baru 1446 H. Hal ini sebagai penanda berakhirnya periode satu tahun pada 1445 H.
Menurut Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, pergantian tahun ini merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah SWT. Hal ini di sampaikan dalam memperingati tahun baru Islam 1446 H di Masjid Al Ittihad Legenda Wisata Cibubur (7/7/24).
Rasullah berhasil membentuk negara modern di Madinah karena memulai dari menanamkan tauhid dapat mengubah pola pikir, perilaku kepada yang baik. Dari iman menjadi kekuatan untuk melakukan hijrah dan jihad untuk mengharapkan rahmat dan ampunan Allah, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
“Karena itu, pergantian tahun baru harus dapat melakukan muhasabah terhadap masa lalu, masa kini dan masa depan,” imbuhnya.
Selain itu, Sekjen MUI juga mengingatkan masyarakat untuk bermuhasabah terhadap hal-hal yang telah berlalu pada 2024 dengan harapan dapat menjadikan diri kita sebagai individu yang lebih baik (soleh) di tahun baru mendatang.
“Muhasabah bermakna melakukan perbaikan terhadap perbuatan, sikap dalam bentuk kelemahan, kesalahan, dan mempertahankan kebaikan diri sendiri, kelompok dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Allah SWT memberikan kelebihan kepada manusia untuk menentukan masa depan yang lebih baik sebagaimana perintah Allah SWT dalam Surat Ar-Ra’d, ayat 11:
إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri agar lebih baik pada masa depan.”
Dalam konteks ini Rasulullah SAW bersabda:
من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)
Artinya: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Al Hakim).
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menentukan arah tujuan hidup yang lebih baik agar memiliki masa depan yang lebih baik dengan memahami makna hijrah berdasarkan Qs :2:218
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dalam hal ini, Buya Amirsyah juga menegaskan; pertama, orang yang beriman memperkuat tekad melakukan hijrah yakni mengubah perilaku kepada yang lebih baik; kedua, bertekad melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan agar mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Untuk itu mengubah masa depan dengan ikhtiar yang terencana, terarah, terukur agar kehidupan manusia lebih baik. Kedua, kekuatan doa tidak sekedar menggugurkan kewajiban melainkan juga memotivasi masa depan. Ketiga, kemampuan manusia melakukan ikhtiar dan doa akhirnya bertawakkal kepada Allah SWT,” kata dia menjelaskan.
Dalam kesempatan tersebut, Buya Amirsyah tidak lupa mengajak seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan ketakwaan kepada Sang Pencipta guna meraih barokah dari Allah. Di akhir ceramah buya Amirsyah mengingatkan Indonesia yang kaya penuh dengan kekayaan tambang batu bara, nikel, mari kita syukuri agar penuh barokah sehingga terhindar dari penyalahgunaan tambang. Mari kita memanfaatkan sumber kekayaan alam untuk kemaslahan umat dan bangsa. Karena itu hijrah kongkrit dari pengelolaan tambang yang mendatangkan mafsadat kepada maslahat.
Akhirnya saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 1446 H, Selamat menyambut tahun yang penuh berkah. Dengan tahun baru, mari tingkatkan ketakwaan kita kepada Sang Pencipta, Allah SWT.