25 C
Jakarta

Mendikbud: Guru Sejarah Jangan Banyak Ceramah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)  Muhadjir Effendy menilai kemampuan guru sejarah kita sudah cukup mumpuni. Hanya saja, cara mengajarkan kepada anak didik seringkali monoton.

“Banyak ceramah dan bertutur saat mengajarkan sejarah, sehingga seringkali kurang menarik dan membosankan,” kata Mendikbud, Senin (28/8).

Menurutnya guru sejarah berfungsi sebagai pendidikan sejarah perjuangan bangsa. Sehingga sejarah yang diajarkan kepada peserta didik itu yang berpihak pada serangkaian fakta-fakta atas nama objektifitas siapapun yang belajar.

Mendikbud mengingatkan bahwa guru sejarah pada dasarnya bukan pendongeng dan penutur. Mereka perlu memiliki kemampuan dalam hal metodologi mengajar sehingga jalur kisah sejarah yang disampaikan kepada siswa lebih variatif dari berbagai sudut dimensi.

Oleh karena itu Muhadjir meminta guru-guru sejarah menyadari posisinya sebagai seorang guru sejarah terkait tujuan memberikan sejarah itu pada peserta didik. Sejarah juga sebagai bagian mengembalikan semangat restorasi melalui pendidikan.

Mendikbud mengusulkan kisah-kisah sejarah supaya dipanggungkan. Guru diminta menciptakan suasana bagaimana anak-anak menghayati masa lampu dengan membuat panggung sejarah pada masa kini dengan memberikan peran pada peserta didik pada sebuah episode sejarah perjuangan bangsa.

“Bayangan saya sejarah bisa dipenggal beberapa episode, siswa main peran, dan skenario atas nama guru. Sebenarnya (metode sejarah dipanggungkan) sudah sih itu tapi akan kita intensifkan,” katanya.

Pihaknya berencana membentuk tim penyusunan naskah drama. Naskah ini nantinya dimainkan oleh siswa sehingga penghayatan siswa terhadap sejarah semakin mendalam.

“Kita ingin menjadikan belajar sejarah bisa menggembirakan, menginspirasi, membangkitkan semangat perjuangan nasionalisme dan kecintaan Tanah Air dalam diri anak-anak,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!