28 C
Jakarta

Menebak Wajah Kepemimpinan Parlemen Periode 2019-2024

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sebanyak 575 orang akan dikukuhkan sebagai anggota DPR dan 136 orang menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2019-2024. Pelantikan mereka dilakukan melalui Sidang Paripurna MPR di Gedung Parlemen, Jakarta, disaksikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (1/10/2019).

Anggota DPR terpilih hasil Pemilu 2019 itu berasal dari sembilan partai politik (parpol) yang memenuhi ambang batas minimal parlemen (parliamentary threshold/PT) empat persen. Sementara tujuh parpol lainnya tidak memperoleh kursi di DPR karena perolehan suaranya tidak mencapai PT.

Komposisi perolehan kursi sembilan parpol itu, dimulai dari yang terbanyak, sebagai berikut: PDI-P (128 kursi/19,33 persen), Golkar (85/12,31 persen), Gerindra (78/12,57 persen), Nasdem (59/9,05 persen), PKB (58/9,69 persen), Demokrat (54/7,77 persen), PKS (50/8,21 persen), PAN (44/6,84 persen), PPP (19/4,52 persen).

Yang menarik dicermati adalah siapa sosok-sosok yang akan tampil menjadi pimpinan parlemen, baik di DPR, DPD maupun MPR, untuk lima tahun mendatang. Sebab, mereka akan turut menentukan wajah parlemen ke depan.

Sesuai Undang-Undang Undang-Undang (UU) MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3), untuk kursi pimpinan DPR ditentukan sebanyak lima kursi. Ini menjadi jatah lima besar parpol perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2019: PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, dan PKB.

PDIP, sebagai juara I pemilu, akan mendapatkan kursi ketua DPR. Empat parpol lainnya akan menempati kursi wakil ketua DPR.

Sementara kursi pimpinan DPD diatur sesuai Tata Tertib DPD. Salah satunya memuat syarat harus memenuhi unsur: dua orang dari daerah pemilihan Indonesia bagian barat dan dua orang dari Indonesia bagian timur.

Sedangkan untuk pimpinan MPR, ditetapkan sebanyak 10 kursi. Terdiri dari sembilan kursi untuk perwakilan masing-masing fraksi parpol di parlemen dan satu untuk perwakilan DPD.

Prediksi Pimpinan DPR

Siapa saja figur calon pimpinan DPR yang digadang lima besar parpol itu? Dari kubu PDIP, yang santer disebut-sebut adalah Puan Maharani, putri sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri.

“Puan sangat layak menjadi Ketua DPR RI, sebab cucu Bung Karno itu memiliki pengalaman di legislatif maupun eksekutif,” kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, seperti dikutip Antara.

Selain pertimbangan tersebut, Puan juga tercatat sebagai anggota legislatif terpilih 2019-2024 dengan perolehan suara terbesar, yakni 404.034 suara pada Pemilu 2019. Puan sendiri, yang kini duduk sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, beberapa kali selalu minta didoakan setiap iditanya soal peluangnya menempati kursi DPR.

Empat partai lain juga telah menggodok sejumlah nama untuk menjadi wakil ketua DPR. Golkar menggadang nama Azis Syamsuddin dan Adies Kadir. Azis disebut-sebut sbagai kandidat terkuat, sementara Adies lebih diproyeksikan untuk menjadi ketua Fraksi Golkar.

Untuk Gerindra, calonnya mengerucut pada satu nama: Sufmi Dasco. Ini berdasarkan penunjukkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto

Begitu juga Nasdem, Ketua Umum Surya Paloh menunjuk Rachmat Gobel. Sedangkan PKB menggadang dua nama potensial, yakni Daniel Johan dan Cucun Syamsurial.

Prediksi Pimpinan DPD
Antara menyebut, terdapat perdebatan terkait Tata Tertib DPD yang baru. Disebutkan, syarat calon pimpinan DPD tidak pernah melakukan pelanggaran tatib dan kode etik yang ditetapkan Badan Kehormatan DPD serta tidak dalam status sebagai tersangka.

Selain itu, calon pimpinan DPD juga harus menandatangan pakta integritas yang memuat tiga poin, yakni, pertama, mewujudkan penyelenggaraan lembaga negara yang berwibawa, baik, bersih dengan menaati peraturan Tatib dan Kode Etik DPD.

Kedua, tidak melakukan politik uang, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk penyuapan atau gratifikasi dan ketiga, bersedia diberhentikan sementara oleh Badan Kehormatan DPD sesuai ketentuan mekanisme yang berlaku, apabila ditemukan pelanggaran sesuai poin pertama dan kedua.

Dalam tatib juga disebutkan bahwa pimpinan DPD terdiri atas dua orang perwakilan Indonesia wilayah barat dan dua orang perwakilan Indonesia wilayah timur.

Pimpinan DPD ini akan dipilih secara musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara. Ada beberapa nama yang diprediksi kuat menempati kursi pimpinan lwmbaga senat itu: Jimly Asshidiqqie dan Nono Sampono, yang masing-masing mewakili unsur Indonesia bagian barat dan timur).

Prediksi Pimpinan MPR

Berdasarkan hasil revisi UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) terbaru, ditetapkan 10 kursi pimpinan MPR: sembilan kursi bagi fraksi parpol dan satu kursi dari unsur DPD.

Sejumlah parpol telah mengajukan nama-nama kader terbaiknya untuk duduk di kursi pimpinan MPR. PDIP mengajukan nama Ahmad Basarah, lalu Bambang Soesatyo (Golkar), Ahmad Muzani (Gerindra), Muhaimin Iskandar (PKB), Lestari Moerdijat (Nasdem), dan Syarief Hasan (Demokrat).

Sedangkan PKS, PAN, dan PPP masih merahasiakan kandidat pimpinan MPR. Dari unsur DPD, juga belum diketahu.

Lantas, siapa yang bakal menjadi ketua MPR? Inilah yang diduga bakal terjadi persaingan ketat. Seluruh parpol tampaknya berambisi, tak terkecuali DPD.

Mekanisme penentuan Ketua MPR tidak berdasarkan besaran perolehan suara pemilu. Tetapi, dia dipilih secara musyawarah mufakat – yang akan diwarnai lobi atarfraksi — dan ditetapkan dalam Sidang Paripurna MPR. Apabila jalan kompromi ini tidak tercapai, pemungutan suara (voting) adalah jalan terakhir.

Sekarang, mari kita saksikan pertunjukkan politik yang terjadi di Gedung MPR/DPR dalam mengawali kehadiran wajah baru wakil rakyat kita. Akan seperti apakah wajah kepemimpinan parlemen kita?

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!