Batu Candi terbentuk dari lava yang keluar ke permukaan bumi yang kemudian membeku. Di Jawa Tengah, batu candi banyak ditemukan di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Letusan Gunung Merapi selalu mengeluarkan abu volkanik dan memuntahkan lahar. Dan ketika hujan, lahar tersebut terbawa masuk ke dalam aliran sungai menjadi banjir lahar dingin. Banjir lahar dingin ini akan menyisakan jutaan meter kubik pasir dan batu di seluruh wilayah aliran sungai.
Mariyanto, (40 tahun) warga Desa Waru Kecamatan Salam Kabupaten Magelang melihat hal tersebut sebagai sebuah potensi. Meskipun latar belakang keahliannya adalah di bidang furniture, Mariyanto bertekad menekuni hal baru, yaitu mengolah batu. Pasar yang masih terbuka, bahan baku yang melimpah dan resiko kerugian yang lebih kecil menjadi alasannya beralih ke bidang usaha pengolahan batu. Berbekal sedikit pengetahuan yang dimilikinya tentang batu secara turun temurun, Mariyanto memulai usahanya pada tahun 2004. Usaha yang dilakukan masih sebatas menyetor bahan baku batu candi ke pabrik pengolahan. Kemudian, setelah mendapatkan ijin resmi pada tahun 2007, ia memulai usahanya sendiri sebagai pengolah batu. Awalnya hanya mempunyai 5 mesin pemotong batu dan mempekerjakan 7 orang pengolah serta 25 orang penyedia bahan baku. Produknya adalah ornament batu dalam dua jenis, ornament bermotif dan tidak bermotif. Dalam sebulan dia mampu memproduksi kurang lebih 2 truk batu ornament dengan omset penjualan antara 75 juta sampai 100 juta.
Atas permintaan pasar yang terus meningkat dan masih tersedianya bahan baku yang melimpah, Mariyanto memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Tujuh unit mesin kemudian di pesannya sehingga dia memiliki 12 unit mesin pemotong batu.
Tahun 2010, demi memperbesar usahanya, Mariyanto mulai membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak Bank. Ia mendapatkan suntikan dana dari PT Bank Tabungan Pensiun Nasional sebesar Rp. 50 juta rupiah atau 50% dari kebutuhannya saat itu yang bisa di kembalikan dengan cicilan dan bunga ringan. BTPN berperan sebagai mitra yang mempunyai program pemberdayaan bagi nasabah melalui Daya Tumbuh Usaha, dengan tujuan membantu mendorong peningkatan bisnis pelaku usaha kecil.
Pada bulan agustus tahun 2013, total pinjaman Mariyanto di bank hanya 25% dari total omset penjualannya. Dengan pekerja sejumlah 25 orang dan mesin pemotong batu 15 unit, Mariyanto bisa mengkapalkan 4 kontainer ornament batu per bulannya yang bernilai sekitar 200 juta ke Malaysia, Belgia, Perancis dan Amerika.
“Setelah bekerja sama dengan pihak bank, saya jadi paham bagaimana mengelola keuangan dan lebih tahu tentang managemen sistem, karena BTPN tidak hanya membuka akses finansial, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas nasabah dalam menjalankan usahanya” demikian Mariyanto menutup pembicaraannya.
— Gunawan AB —