28.2 C
Jakarta

Menilik Pasar Apung Di genangan Air Di KCBN Muarajambi

Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi Berbenah

Baca Juga:

Genangan rob tahunan yang terjadi di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Provinsi Jambi bukanlah bencana. Bagi warga sekitar, genangan air yang berlangsung sekitar tiga bulan sejak Desember – Februari itu, menjadi berkah tersendiri. Apalagi, pengelola KCBN pun mendorong warga untuk memanfaatkan lokasi genangan tersebut sebagai wisata pasar apung.

Salah satunya pasar apung yang tidak jauh dari lokasi Candi Astano, di kompleks percandian di KCBN Muarajambi.

Di lokasi ini, dimanfaatkan oleh komunitas Pasar Dusun Karet atau disingkat Paduka. Mereka menyiapkan dan menyewakan sampan bagi pengunjung untuk berkeliling dan menikmati sensasi mendayung. Selain itu, sebagian warga yang seluruhnya perempuan memanfaatkan sampannya dengan menjual panganan khas Jambi. Diantaranya, Ketan Janda, Ketan Durian, Susu Gadis, dan Sate Opak.

Selain makanan khas tradisional, juga ada nasi campur yang dijual dengan harga Rp10.000,- per porsinya.

Keberadaan pasar ini musiman ini, memberikan pemasukan tersendiri bagi warga yang beraktivitas di sana. Penjual makanan tradisional seperti Djamilah, sehari berjualan saat ramai bisa mendapatkan Rp500 ribu. Ia berjualan dengan putrinya yang lulusan dari akademi kesehatan di Jambi.

“Kami beruntung bisa diperbolehkan berjualan disini,” ujarnya.

Harga makanan tradisional itu cukup murah, dijual antara Rp5000,- sampai Rp10.000-. Sedangkan sampan, untuk menyewa memang belum punya standar harga. Pengunjung dapat menawar dengan pemilik sampan, yang setiap sampanya dibatasi untuk dua orang. Satu sampan disewakan dengan tarif Rp20.000,- sampai Rp40.000,- untuk durasi 45 menit. Kalau ditambah pendayung dari pemilik, maka pengunjung menambahkan lagi Rp10.000,-.

“Koordinator kami melarang satu sampan lebih dari dua orang. Meskipun sampan ini bisa digunakan untuk tiga orang,” ujar Mardi, warga setempat yang mengaku baru kali ini ikut menyewakan perahu disana.

Ia menawarkan jasanya Rp25.000,- sudah termasuk dirinya yang mendayung sampan, untuk durasi 45 menit.

Pedagang di perahu di Pasar Apung Di genangan Air Di KCBN Muarajambi, Sabtu (3/2/2024)
Pedagang di perahu di Pasar Apung Di genangan Air Di KCBN Muarajambi, Sabtu (3/2/2024)

Pengembangan

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko mengatakan, pihaknya memang mengembangkan lokasi banjir di kawasan KCBN Muaro Jambi yang berada di bantaran Sungai Batanghari itu untuk wisata. Sebagai pengelola kawasan, ia ingin melibatkan masyarakat setempat untuk ikut menjaga lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat.

“Kalau selama ini banjir itu identik dengan musibah, kesusahan, namun disini bisa menjadi berkah dan memberikan rejeki,” ujar Agus pada Sabtu (3/2/2024).

​Langkah ini, menurut Agus, merupakan salah satu cara untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan KCBN. Mereka tidak akan menyingkirkan warga yang ada, tetapi ikut melibatkan keberadaan mereka. Namun ia berharap, masyarakat dapat ikut menjaga kawasan ini agar bisa memberikan manfaat untuk semua.

“Diantara cara warga ikut menjaga, diharapkan mau menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan. Karena itu kamipun sudah menyediakan tempat sampah yang diletakkan di berbagai area di kawasan ini,” ujar Agus yang terkadang harus memungut sendiri sampah-sampah yang masih berserakan di area kawasan itu.

Agus mengungkapkan, pengembangan KCBN tahun ini diantaranya memperbaiki kanal-kanal yang ada disekitar bangunan candi. Selain itu, kanal, parit dan danau yang ada itu, mungkin nantinya juga bisa dikembangkan sebagai area wisata yang bermanfaat bagi warga sekitar.

Menurutnya, upaya melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi bahari di masa lalu dapat dilakukan di arena KCBN yang memiliki luas 3.981 km persegi, dan terhampar sepanjang 7,5 km dari barat ke timur. Apalagi, dikawasan ini, keberadaan Sungai Batanghari, dengan kanal-kanal yang ada, menjadi urat nadi penting bagi pengelolaan ekosistem di kawasan ini.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!