MALANG, MENARA62.COM — Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara, mengatakan sekitar tahun 1990, Indonesia digadang menjadi ‘Macan Asia.’ Bahkan Indonesia sempat disejajarkan dengan ‘macan-macan’ lain seperti Hongkong, Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan lainnya.
Idiom ‘Macan Asia’ ini untuk menggambarkan negara-negara Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi sangat tinggi yang didorong keberhasilan industrialisasinya. “Sayangnya, krisis keuangan pada tahun 1997 meredupkan sementara mimpi kita untuk menjadi ‘Macan’. Bahkan pada periode ini, kita justru harus berjuang mengatasi krisis yang merembet ke ranah yang sifatnya multidimensi,” kata dalam wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke-84 di Hall UMM Dome, Sabtu (20/5/2017).
Menurut Rudiantara, prospek ekonomi Indonesia yang sangat potensial untuk menjadi ‘macan’ di kawasan Asia, tidak pernah musnah sama sekali. Meski dampak dari krisis itu masih dirasakan hingga saat ini, Rudianto mengajak wisudawan dan hadirin untuk terus membangun optimisme. Indonesia akan menjadi ‘Macan’ di kawasan Asia.
“Saatnya kita menatap ke depan, ke arah cakrawala yang lebih cerah. Tak ada alasan untuk berkeluh kesah, karena tak kurang publikasi dan penelitian tentang ekonomi global yang dilakukan lembaga-lembaga peneliti dan konsultan ekonomi internasional yang menyebut betapa besarnya potensi ekonomi kita dalam konteks ekonomi dunia,” kata Rudiantara yang dikukuhkan sebagai keluarga kehormatan UMM.
Berdasarkan hasil penelitian yang dirilis Februari 2017 menyebutkan, kata Rudiantara, pada tahun 2013, Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-9 di dunia berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) atau Market Exchange Rate-nya. “Pada tahun 2030 ekonomi Indonesia nilainya sekitar 2,4 triliun dolar Amerika, yang pada tahun 2016 lalu nilainya adalah hampir 1 triliun dolar Amerika, 950 Miliar kurang lebih. Di tahun 2030 nanti, nilainya akan meningkat menjadi 2,5 kali lipat,” katanya.
Sementara Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof Abdul Malik Fadjar MSc mengatakan momen wisuda yang bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional, UMM diharapkan menjadi garda depan menjaga nasionalisme Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Di pundak Anda-lah nantinya, kelangsungan, kelestarian dan kesejahteraan bangsa ini,” kata Malik Fajar.
UMM mewisuda 1.255 orang yang berasal dari program diploma, sarjana, dan pascasarjana Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan Piala Anugerah Kampus Unggulan (AKU) dan Kartika oleh Prof Dr Suprapto Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Surabaya kepada Rektor UMM.
Selain itu, UMM memberi anugerah kepada Kepala Sekolah SMU/SMA/MA wisudawan terbaik. Serta pemberian beasiswa kepada mahasiswa tim robot UMM yang berhasil menjadi juara dalam ajang The 2017 Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.