28.3 C
Jakarta

Mobilisasi Pelajar Indonesia Ke Belanda Terus Ditingkatkan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Meningkatkan mobilisasi pelajar menjadi poin penting dari pembentukan Joint Working Group yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Belanda, Budaya dan Ilmu Pengetahuan Belanda Dr Jet Bussemaker saat berkunjung ke Indonesia, pekan lalu. Di kantor Nuffic Neso Indonesia, Wim Boomkamp, Presiden Saxion University of Applied Sciences dan Freddy Weima, Director Jenderal EP Nuffic mencoba menjabarkan rencana lanjutan dari pembentukan Joint Working Group tersebut.

“Untuk memobilisasi siswa Indonesia belajar di Belanda, pembentukan Erasmus Training Centre di Jakarta menjadi sangat penting dan strategis,” ujar Wim Boomkamp, Sabtu (04/03/2017).

Erasmus Training Centre (ETC) tersebut sudah diresmikan oleh Menteri Bussemarker. Diharapkan ETC ini bisa menjadi wadah pelatihan profesional bagi pelajar Indonesia yang ingin merencanakan studi di Belanda.

“Menteri Bussemarker ingin mewujudkan kontak people to people dan internasionalisasi pendidikan kedua negara, Indonesia dan Belanda,” lanjutnya.

Studi di Belanda

Belanda dikatakan Wim Boomkamp merupakan Negara tujuan yang menarik bagi masyarakat Indonesia di mana hampir  1.500 warga Indonesia menempuh pendidikan  di sana setiap tahunnya. Sebagian besar merupakan penerima beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah kedua negara.

Di Saxion University of Applied Sciences sendiri, jumlah mahasiswa Indonesia merupakan jumlah ketiga terbanyak setelah Jerman dan Cina. Ini masuk akal mengingat Belanda merupakan salah satu negara yang menawarkan pendidikan berkualitas tinggi dan memiliki jaringan kuat dengan dunia kerja. Terlebih universitas tersebut menawarkan program sarjana dan pasca sarjana dalam Bahasa Inggris.

“Setelah lulus, sebagian siswa yang langsung kembali ke Indonesia, tetapi tidak sedikit yang menetap di Belanda untuk jangka waktu satu sampai  empat tahun guna mendapatkan pengalaman kerja. Dengan kombinasi studi dan pengalaman kerja internasional, mereka telah dibekali nilai lebih untuk bersaing di pasar tenaga kerja Indonesia,”  tambahFreddy Weima.

Tidak hanya memfasilitasi mobilisasi pelajar Indonesia ke Belanda, pembentukan Joint Working Group juga mencoba membuka akses yang sama bagi pelajar Belanda untuk studi di Indonesia. Data Nuffic Neso Indonesia menyebutkan sekitar 24 persen dari seluruh siswa di Belanda setiap tahunnya mendapatkan pengalaman internasional dengan belajar diluar negeri termasuk Indonesia.

Untuk mendorong peningkatan jumlah siswa Belanda datang ke Indonesia dan untuk mendukung perguruan tinggi  Indonesia dalam hal internasionalisasi, EP Nuffic melalui kantor  perwakilannya di Jakarta  (Nuffic Neso Indonesia) saat ini sedang dalam proses mempersiapkan layanan informasi Studi di Indonesia yang akan diresmikan bulan April 2017.

“Dengan memberikan informasi yang lebih baik, kami berharap dapat menarik lebih banyak siswa di Belanda untuk belajar di Indonesia,” tandas Freddy Weima.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!