Oleh : Muhammad Khairul Sya’faat
SOLO, MENARA62.COM – ISMUBA merupakan singkatan dari Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab, istilah yang digunakan dalam pembelajaran Agama Islam di sekolah Muhammadiyah. Ada 6 mapel didalam ISMUBA yakni, Fikih, Al Quran Hadis, Aqidah Akhlak, Tarikh, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Pembelajaran ISMUBA bila dikembangkan bukan saja hanya diajarkan untuk siswa, tetapi bisa juga diajarkan kepada warga sekolah, seperti yang dilakukan di SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Penanaman nilai- nilai ISMUBA di implementasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di AUM sekolah.
Dalam tulisan ini, saya akan mengulas model penanaman nilai ISMUBA pada tenaga kependidikan (biasa di sebut juga karyawan) SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat. Program kegiatan penanaman nilai ISMUBA ini rutin dilakukan dengan menggelar kajian yang membahas seputar ISMUBA. Tenaga Kependidikan (karyawan) sekolah terdiri dari pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan tenaga kebersihan. Kajian karyawan yang dibimbing oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) diadakan sepekan sekali dengan model yang saya gambarkan sebagai berikut :
Pertama, tilawah dan tahsin bersama
Karyawan sekolah mambaca bersama surat-surat pendek dengan menggunakan nada nahawand. Nada nahawand yang merupakan ciri sekolah Muhammadiyah, diajarkan kepada karyawan sekolah, dimulai dari surat pendek. Kemudian, secara bergilir karyawan sekolah membaca satu atau dua ayat dari Al Qur’an dengan dibenarkan tahsinnya oleh guru Agama.
Kedua, kultum dari karyawan
Karyawan sekolah yang sudah terjadwal, menyampaikan kultum berupa ayat atau hadis yang dikaitkan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari. Tema materi tidak ditentukan, memilih sendiri sesuai dengan keinginan pemberi kultum. Sesi ini menjadi tempat berlatih menyampaikan kebaikan bagi sesama teman karyawan sekolah dan memupuk rasa kekeluargaan satu diantara lain.
Ketiga, materi inti ISMUBA
Guru PAI sebagai pembimbing kajian memberikan materi seputar ISMUBA. Materi ISMUBA dipilihkan sesuai prioritas kebutuhan, misalnya seperti dalam mapel Fikih bab shalat dan wudhu, mapel Al Qur’an ayat-ayat yang berhubungan dengan meningkatkan semangat ibadah (fadhilah amal), mapel Kemuhammadiyahan dipilihkan pengenalan organisasi Muhammadiyah. Materi tersebut terjadwal dipelajari secara bergantian setiap pekan.
Keempat, sharing dan tanya jawab
Sesi yang keempat, dipersilahkan bagi peserta kajian untuk bertanya seputar keagamaan, yang kemudian ditanggapi oleh guru PAI. Pertanyaan bisa berupa masalah fikih, atau bacaan al Qur’an atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sesi ini menjadi yang paling ditunggu oleh peserta kajian sebagai kesempatan berharga untuk bertanya seputar Agama Islam. Kegiatan diakhiri dengan berdoa bersama dan penekanan simpulan materi oleh guru PAI.
Model penanaman nilai-nilai ISMUBA dengan metode seperti yang telah digambarkan diatas, memiliki kelebihan tersendiri. Model ini menempatkan Tenaga Kependidikan sebagai subjek atau sebagai pembelajar. Tentu harapannya dengan pengembangan model demikian, keilmuan dan semangat ibadah karyawan sekolah (AUM) bisa bertambah lebih baik dan tentunya semangat ber-Muhammadiyah akan bertumbuh lebih baik.
*)Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta