JAKARTA, MENARA62.COM — Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bersungguh-sungguh, bahkan bila perlu mengambil alih tragedi kemanusiaan yang telah dan sedang berlangsung terus-menerus di Myanmar, Jakarta, Kamis (31/8/2017). Sudah terbukti secara menyakinkan, pemerintah Myanmar tidak bersedia menghentikan praktik genosida terhadap Etnis Rohingya.
PP Muhammadiyah juga meminta pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi diplomasi sunyi yang selama ini diterapkan pada Myanmar karena terbukti tidak berhasil mendesak Myanmar mengakhiri praktik-praktik genosida terhadap etnis Rohingya.
Pernyataan Sikap Tentang Rohingya yang ditandatangani Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy ini, juga mendesak pemerintah Bangladeh demi alasan kemanusiaan, sehingga memungkinkan etnis Rohingya menyelamatkan diri dari persekusi pemerintah Myanmar.
Selain itu, PP Muhammadiyah juga mendesak aktivis HAM dan Kemanusiaan di seluruh dunia untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus genosida etnis Rohingya, sehingga tragedi ini bisa diakhiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Muhammadiyah bersedia menjadi leading sector didalam mengorganisasikan kegiatan masyarakat ASEAN dan dunia pada umumnya, untuk menggalang bantuan dan dukungan kemanusiaan bagi etnis Rohingya.
Mendesak ASEAN untuk menekan Myanmar agar menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingya. Bila dalam waktu yang dipandang cukup hal tersebut tidak dilakukan oleh Myanmar, maka wajar bagi ASEAN untuk mempertimbangkan pembekuan keanggotaan negara tersebut di ASEAN. Karena besarnya jumlah korban, ASEAN perlu mengedepankan prinsip non-intervensi dan menggantinya dengan keharusan untuk ikut bertanggungjawab atas nasib dan melindungi etnis Rohingya.