JAKARTA, MENARA62.COM — Muhammadiyah perlu kembangkan saudagar. Ini salah satu pesan Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir yang disampaikan dihadapan peserta pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (13/5/2019) petang.
Soetrisno tampil sebagai salah satu pembicara pada materi ekonomi dengan tema Rekonstruksi dan Revitalisasi Ekonomi Pancasila Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial di Pengkajian Ramadhan 1440 H di Aula Syafruddin Prawiranegara, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD), Cirendeu, Jakarta.
Menurutnya, orang pintar, cendekiawan dengan gelar profesor dan doktor, sudah amat banyak di Muhammadiyah. Begitu pula, dengan orang-orang Muhammadiyah yang duduk sebagai pejabat, dokter, pegawai, guru dan dosen, jumlahnya juga sangat banyak.
“Yang dibutuhkan sekarang, ini yang kurang, adalah orang-orang yang mau bekerja dalam bidang ekonomi secara mikro, yang mau berdagang dan membangun ekonomi Ummat Islam secara riil, orang-orang yang mau langsung praktek bisnis dan bukan sekedar berdebat dalam forum diskusi,” ujarnya.
Ia pun mengkritik pengurus Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan yang lebih banyak diisi oleh orang-orang aktivis, jarang yang punya bisnis langsung. “Makanya yang ada lebih banyak perdebatan, ketimbang usaha riil dalam mengembangkan ekonomi ummat,” ujarnya.
Menurut Soetrisno, saatnya Muhammadiyah melakukan perubahan pola pikir dan merevolusi mental di bidang ekonomi, yang menjadi pilar ketiga Muhammadiyah.
“Muhammadiyah di bidang ekonomi baru ngomong saja. Kalau soal pendidikan dan kesehatan sudah jagonya, tidak ada yang bisa mengalahkan,” jelasnya.