29.2 C
Jakarta

Munafik

Baca Juga:

‎“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada ‎Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan ‎orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-‎orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri ‎sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ‎ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, ‎disebabkan mereka berdusta.” (QS Al-Baqarah: 8-10)‎

Dalam kehidupan ini tidak sedikit manusia yang menampakkan ‎sesuatu secara lahiriah tetapi bertolak belakang dengan kondisi batiniahnya.‎

Seperti digambarkan pada ayat di atas. Ada orang-orang yang ‎menyatakan diri sebagai orang yang beriman, padahal sesungguhnya hati ‎mereka ingkar dan menolak untuk beriman.‎

Mereka ini dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan istilah munafiq. ‎Kata munafiq merupakan kata benda pelaku (isim fail) yang berasal dari kata ‎nafaqa, yang berarti masuk ke dalam agama dari satu pintu dan keluar darinya ‎melalui pintu lain.‎

Kata nafaqa dengan berbagai bentuknya yang menunjukkan makna ‎kemunafikan disebut sebanyak 37 kali dalam al-Qur’an. ‎

Jika kita cermati rangkaian ayat di atas, maka akan kita jumpai ‎karakter orang-orang munafik, serta sebab yang melatarbelakangi lahirnya ‎karakter tersebut.‎

Redaksi yang menyatakan, ada orang-orang yang menyatakan ‎diri sebagai orang yang beriman, padahal sesungguhnya mereka bukanlah ‎orang-orang yang beriman. Kalimat ini menunjukkan, diantara karakter orang-‎orang munafik adalah tidak sesuainya antara pengakuan dan kenyataan, ‎berseberangannya antara ucapan dan tindakan, serta bertolak belakangnya ‎antara lisan dan hati.‎

Singkatnya, orang-orang munafik (hipokrit) adalah mereka yang ‎memiliki ‘dua wajah’ atau berkepribadian ganda. Di satu sisi mereka tampak ‎begitu baik perangainya, tetapi di sisi lain, sesungguhnya mereka sangat ‎buruk perilakunya. ‎

Orang-orang munafik adalah mereka yang mengenakan topeng ‎kebaikan untuk menutupi keburukan dirinya. Mereka tampakkan sikap ‎bersahabat, padahal sesungguhnya mereka sedang berusaha untuk ‎menyembunyikan sikap kebencian dan permusuhan.‎

Rasulullah Saw. memberikan gambaran kriteria tentang karakter orang-‎orang munafik melalui sabdanya, “Tanda orang munafik itu ada tiga: jika ‎berbicara dusta; jika berjanji dia mengingkari; dan jika dipercaya berkhianat.” ‎‎(HR. Muslim)‎

Selain ketiga sifat yang disebutkan Rasulullah Saw. tersebut, al-Qur’an ‎dalam surat an-Nisa’: 143 menegaskan bahwa sikap lain dari orang-orang ‎munafik itu adalah tidak memiliki pendirian yang teguh, mudah goyah dan ‎gampang terombang-ambing (mudzabdzab). Mereka adalah tipikal oportunis, ‎yang hanya mementingkan diri sendiri. Karena tidak memiliki pendirian yang ‎tetap, maka orang-orang munafik sulit menjalin hubungan persahabatan sejati ‎dengan orang lain. Mereka tidak jarang mengkhianati dan mengorbankan ‎orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.‎

Dalam konteks sejarah peradaban Islam masa Rasulullah SAW, orang-‎orang munafik inilah yang menghancurkan Islam dari dalam. Karena, mereka ‎adalah orang-orang yang sangat sulit dideteksi keberadaannya. Mereka biasa ‎berkumpul bersama Rasulullah dan para sahabat. Tetapi, mereka tidak ‎sepenuh hati mengikuti ajaran Rasulullah. Mereka inilah yang seringkali ‎membocorkan rahasia yang telah disepakati oleh Rasulllah dan para sahabat. ‎

Sejarah mencatat, Abdullah bin Ubay adalah salah satu tokoh munafik ‎yang sengaja masuk ke dalam tubuh umat Islam untuk menghancurkan Islam ‎dari dalam.‎

Adapun sebab-sebab lahirnya sikap munafik di sebutkan oleh al-Qur’an ‎dalam rangkaian ayat selanjutnya, yaitu adanya penyakit di dalam hati orang-‎orang tersebut. Adapun penyakit yang dimaksud oleh ayat tersebut menurut ‎Ibn Aslam, sebagaimana dikutip oleh Muhammad ‘Ali Al-Shabuni dalam ‎Shofwat al-Tafasir, adalah penyakit dalam agama, bukan penyakit fisik, yaitu ‎keraguan dalam beragama. Karena keraguan yang mereka pelihara tersebut, ‎maka Allah tambahkan kesesatan dalam diri mereka. Hingga akhirnya mereka ‎benar-benar tersesat.‎

Ruang Inspirasi, Senin, 9 Desember 2019.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!