JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta agar pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaannya terhadap demam berdarah dengue (DBD). Sebab penyakit ini menyerang tidak hanya pada musim hujan tinggi, tetapi juga bulan-bulan dimana intensitas hujan mulai berkurang bahkan musim kemarau.
“Selama ada tempat genangan air seperti di barang bekas, bak mandi pot bunga dan lainnya, maka nyamuk demam berdarah bisa berkembang biak,” kata Menkes, dalam siaran persnya, Senin (14/1).
Ia mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada para gubernur dan kepala dinas kesehatan terkait kewaspadaan demam berdarah tersebut sejak bulan November 2018. Mengingat pada 2018 ditemukan 584 kasus DB dari 8 kabupaten/kota di 6 propinsi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid meminta semua fasilitas layanan kesehatan tetap tetap waspada jika menemukan kasus demam.
“Pikirkan kemungkinan demam dengue dan perhatikan pola penambahan kasusnya,” kata Siti Nadia.
Bila ada kasus DBD maka segera lakukan penyelidikan epidemi dan penanggulangan fokus seperti foging dan pemberian larvasida.
Selain itu, tambah dr. Nadia, ada tim gerak cepat yang terintegrasi antara pusat dan daerah termasuk imbauan ke sekolah untuk mengaktifkan PSN.
Untuk mengendalikan kejadian DBD, Kemenkes terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terutama dalam pemantauan dan penggiatan surveilans DBD.
Kemekes juga melakukan tindakan pencegahan dengan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M+. Yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, mendaur ulang barang bekas, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.