31 C
Jakarta

Peneliti UI Temukan Pelapis Alumunium untuk Cegah Korosi

Baca Juga:

DEPOK, MENARA62.COM – Peneliti Universitas Indonesia (UI) memberikan solusi untuk peralatan masak yang umum digunakan usaha kecil menengah (UKM) yang terbuat dari aluminium seperti panci, teko dan penggorengan yang rentan terhadap korosi.

Tim peneliti dari Program Studi Ilmu Material, Departemen Fisika Universitas Indonesia yang diketuai Dr. Anawati di kampus UI Depok, seperti dikutip dari Antara menyarankan penggunaan teknologi pelapis logam dengan metode anodizing pada produk perabotan aluminium.

Metode ini pada prinsipnya bertujuan menumbuhkan lapisan oksida (Al2O3) pelindung yang tahan terhadap korosi dengan cara mencelupkan produk dalam elektrolit sambil diberi tegangan listrik sekitar 5-10 V.

Lapisan anodize tersebut katanya aman dan tidak mudah terkikis atau tergores. Warna lapisan bervariasi dari transparan, putih, abu-abu, hingga hitam tergantung dari parameter proses yang digunakan.

Pewarnaan untuk menghasilkan tampilan estetik dapat dilakukan dengan pencelupan dalam larutan pigmen.

Sebenarnya beberapa produk anodize alumunium impor telah memasuki pasar Indonesia namun harga jualnya jauh lebih mahal.

Melalui program Program Pengabdian Masyarakat yang sepenuhnya didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI, pengenalan metode anodizing pada UKM pengrajin aluminium lokal dilakukan oleh tim dosen Fisika UI di Kampung Kaleng yang terletak di Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.

Pelaksanaan program tersebut berlangsung selama 10 bulan sepanjang tahun 2018.

Pembekalan dan pelatihan dilakukan kepada 20 UKM pengrajin aluminium yang berada di bawah Koperasi Rancage yang mencakup cara pembuatan elektrolit, instalasi alat anodizing, metode pembersihan permukaan logam, penggunaan alat anodizing, pewarnaan, dan penanganan limbah.

Melalui program pelatihan ini diharapkan para pengrajin aluminium lokal dapat meningkatkan kualitas barang produksi mereka menjadi lebih aman dan juga dapat meningkatkan harga jual sehingga menaikkan kesejahteraan pengrajin.

“Aluminium merupakan logam yang hanya stabil di lingkungan kering dan sekitaran pH netral. Namun di lingkungan basah, jika terpapar air yang agak asam atau agak basa maka permukaannya akan mengalami korosi,” katanya.

Peristiwa korosi melepaskan logam berat aluminium yang dapat bercampur dan mencemari masakan. Jika tertelan secara terus menerus, logam berat akan terakumulasi di ginjal hingga dapat menyebabkan gagal ginjal.

Badan kesehatan dunia WHO memberikan batas maksimum Aluminium yang terkandung dalam air minum adalah 0,2 mg/l.

Dunia kedokteran menyatakan bahwa kandungan normal aluminium yang dapat disekresikan oleh ginjal adalah 5-10 mg/hari. Jika terbawa aliran darah, logam aluminium dapat menyebabkan kerusakan di jaringan otak dan tulang manusia.

Sementara di sisi lain peralatan masak yang terbuat dari aluminium lebih masif digunakan oleh UKM karena harganya relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan yang terbuat dari stainless steel.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!