Oleh Ashari*
Bagi pasangan keluarga baru, hidup serumah dengan mertua, seringkali tak terelakan. Apalagi bagi mereka yang secara materi belum siap benar. Ada yang beranggapan bahwa tinggal serumah dengan mertua adalah bagai neraka. Artinya tidak ada lagi kebebasan, hidup menjadi terbelenggu. Padahal tidak selalu demikian. Apabila kita mengetahui kunci atau kiatnya hidup serumah dengan mertua banyak juga untungnya. Terlebih di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Dibutuhkan kerjasama, bahu membahu, tidak saja dalam hal ibadah, namun juga masalah ekonomi.
Berikut beberapa tips yang mungkin bisa dipraktikkan. Tips ini ditulis berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan pengalaman pribadi.
- Ketahui kesukaan
Ini penting apabila mertua suka bicara dengan masalah burung. Maka kita harus menanggapinya meskipun sesungguhnya kita tidak menyukainya. Tetapi kita mesti belajar mempelajari jenis-jenis burung. Sehingga ketika mertua mengajak bicara akan ‘nyambung’. Atau dengan cara lain, misalnya tanpa minta kita membelikan pakan burung. Kandang burung yang rusak segera kita perbaiki. Jika mertua suka sepak bola, maka kita juga mencoba mempelajari akan bola sehingga mertua merasa menantunya mengerti akan kesukaannya. Diwaktu luang kita mempelajari pemain-pemain bola, baik nasional maupun internasional.
- Antarkan jika pergi
Biasanya mertua kita masih mempunyai keinginan untuk bertemu dengan sahabat-sahabat lamanya. Tanpa diminta kita antarkan mereka. Kalau perlu tidak usah menunggu diperintah, lebih proaktif dengan menawarkan diri. Tidak perlu menghitung uang bensin yang kita keluarkan,karena semua itu tidak sebanding dengan kebaikan mertua kepada kita. Ini penting, karena pengalaman, ada yang terlalu perhitungan dengan mertuanya sendiri, akibatnya justru kontra produktif dalam membina hubungan baik dengan mertua.
Kalau biasanya ke toko atau kepasar, mertua kita jalan kaki atau naik angkot, maka sekarang kita yang mengantarkannya. Bahkan kalau membeli sesuatu, harganya seberapa, apa salahnya kita yang membayarnya.
- Memasak bersama
Bagi pasangan baru, urusan memasak menjadi sesuatu yang istimewa. Suami tidak jarang minta dimasakan sendiri oleh istri. Katanya rasanya lain. Tetapi kalau kita hidup serumah dengan mertua, sering mereka ingin memasakkan oleh menantunya. Atau sebaliknya, mertua ingin masak untuk menantu. Kalau itu yang diharapkan maka sebaiknya kita mengalah. Apa susahnya memasak jadi satu. Toh secara langsung tidak dengan serta merta menurunkan derajat suami istri. Justru sebaliknya akan menambah keakraban. Saling membantu, tidak salah juga andai suami ikut nimbrung ke dapur, meski hanya bertugas untuk mncicipi saja, namun semuanya akan menuju kearah keharmonisan dalam berumah tangga.
- Periksakan bila sakit
Ada yang mengatakan bahwa sakit adalah ‘perhiasan’ orang hidup. Sakit milik siapa saja. Anak-anak hingga orang tua. Nah, seandainya mertua kita sakit, maka menjadi kewajiban kita untuk merawatnya, termasuk mengantarkan kedokter terdekat atau rumah sakit. Sebab memang dalam kondisi seperti itu mertua kita sangat membutuhkan pertolongan kita sebagai menantu.
Pertolongan yang kita berikan Insya Allah sangat berarti baginya. Sekecil apapun. Jangan mau enaknya saja, ketika mertua sehat kita mau bersamanya giliran sakit kita justru meninggalkannya. Kalau itu yang kita lakukan maka kita akan dicap sebagai menantu yang tak tahu diuntung.
- Ajak rekreasi
Tidak setiap kita/mertua kita berkesempatan wisata, sewaktu masih muda dulu. Mencari sesuap nasi dan kebutuhan lain demi mencukupi kelurganya menjadi agenda rutin setiap harinya. Sehingga yang namanya wisata tidak ada dalam kamus hidupnya. Maka akan semakin indah kalau menantu sekali waktu mengajak mertua untuk berekreasi bersama dengan anak cucu atau kerabat yang lain. Kemana ? Tidak usah terlalu jauh, yang penting ada pergantian suasana dan pemandangan hidup, sehingga tidak terjadi kebosanan. Bisa di Kebun Binatang, Candi atau tempat belanja. Sekian.
