31.6 C
Jakarta

Perubahan Iklim: Pemanasan Laut yang Cepat Akhir-Akhir Ini, Mengkhawatirkan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Perubahan Iklim bukanlah isu kosong. Pemanasan laut yang cepat akhir-akhir ini, mengkhawatirkan. Pemanasan laut (Ocean Warming) menyebabkan terjadinya deoksigenasi (pengurangan jumlah oksigen terlarut di laut), dan kenaikan permukaan laut yang terjadi akibat ekspansi termal air laut dan pencairan es benua.

Situs BBC.COM melansir, pada bulan ini, permukaan laut global telah mencapai rekor suhu tertinggi baru. Kondisi suhu ini, tidak pernah terjadi sebelumnya. Suhu menghangat setinggi ini dan terjadinya pun amat cepat. Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami mengapa ini terjadi. Tetapi mereka khawatir bahwa, jika dikombinasikan dengan peristiwa cuaca lainnya, suhu dunia bisa mencapai tingkat baru yang mengkhawatirkan pada akhir tahun depan.

Efek Rumah Kaca

Lautan menyerap panas dalam jumlah besar, sebagai akibat adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca ini terutama terjadi dari konsumsi bahan bakar fosil.

Sebuah makalah di 2012 yang diterbitkan jurnal Geophysical Research Letters menyebutkan, laut dalam juga terpengaruh akibat pemanasan ini. Pasalnya, sepertiga dari kelebihan panas diserap 700 m di bawah permukaan laut.

Situs darilaut.com melansir laporan Penilaian Kelima yang diterbitkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada tahun 2013. Laporan itu menjelaskan bahwa lautan telah menyerap lebih dari 93% panas berlebih dari emisi gas rumah kaca sejak tahun 1970-an. Hal ini menyebabkan suhu laut meningkat.

Data dari US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) juga memperlihatkan, rata-rata suhu permukaan laut global – suhu beberapa meter di atas lautan – telah meningkat sekitar 0,13°C per dekade selama 100 tahun terakhir.

Studi pemodelan yang diterbitkan dalam Laporan IPCC 2013 memprediksi bahwa kemungkinan akan ada peningkatan suhu laut global rata-rata 1-4 °C pada tahun 2100.

Serap Panas

Memang, distribusi panas berlebih di lautan tidak sama di seluruh bagian bumi. Kondisi  pemanasan lautan terbesar terjadi di Belahan Bumi Selatan. Implikasinya, pada pencairan lapisan es Antartika di bawah permukaan.

Kemampuan laut untuk menyerap panas berlebih, amat bermanfaat bagi manusia. Penyerapan ini telah melindungi manusia dari perubahan iklim yang lebih cepat. Tanpa adanya samudera yang menyangga kehidupan ini, maka peningkatan suhu secara globa akan dirasakan manusia semakin cepat. Namun, daya serap lautan ini juga ada batasanya. Jika perilaku manusia tidak berubah, maka akibatnya juga akan dirasakan sendiri oleh manusia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!