JAKARTA, MENARA62.COM – Sikap intoleransi peneliti BRIN, AP Hasanuddin menanggapi sikap Muhammadiyah dalam menentukan lebaran berbeda dengan ketetapan pemerintah, sangat disesalkan. “Tidak layak, seorang peneliti lembaga riset nasional, tidak siap menerima perbedaan, bahkan sampai mengeluarkan ancaman pembunuhan,” ungkap Prof. Zainuddin Maliki, anggota Komisi X DPR RI.
“Bangsa Indonesia tengah mendambakan tumbuh kembangnya manusia-manusia terdidik dan berkeadaban, tetapi sedih sekali yang kita jumpai seorang peneliti lembaga riset Nasional berfikir dangkal dan pongah dalam menyikapi perbedaan,” ungkap legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional itu.
Juga disayangkan, setingkat peneliti BRIN tidak menunjukkan kecerdasan semestinya dalam memanfaatkan media sosial. Media sosial digunakan untuk menumpahkan sikap intoleransi, kebencian dan rasa permusuhan dengan kekerasan.
“Rendahnya keadaban yang bersangkutan sebagai seorang peneliti dan sama sekali tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai intelektual dalam bermedia sosial jelas menodai BRIN,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
“Yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi saya mengharap BRIN tetap memberi edukasi dan mengambil langkah tegas kepada penelitinya ini agar tidak merusak semangat toleransi yang sedang kita bangun bersama dengan susah payah,” jelas legislator asal Dapil Jatim X, Gresik dan Lamongan itu.
Tidak hanya AP Hasanuddin, tetapi juga Thomas Djamaluddin juga perlu didisiplinkan.
“Justru komentar Prof. Thomas di Facebook sebagai sumber AP Hasanuddin mengeluarkan ancaman pembunuhan, juga harus disangsi bahkan lebih berat,” pungkasnya tegas. (*)