28.4 C
Jakarta

Prospek Tanaman Obat Herbal Sangat Menjanjikan

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COM — Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Magelang (MTCC Unimma) Retno Rusdjijati mengatakan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah kedua mengangkat topik Herbal Farming. Sebab prospek tananaan herbal seperti jahe, kunyit, dan temulawak sangat menjanjikan.

Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ke 2 diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 2 Mertoyudan, Magelang, Jumat (21/1/2022). Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini diselenggarakan bekerjasama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah dan dan PDM Kabupaten Magelang serta Forum Petani MultiKultur Indonesia (FPMI) .

Menurut Retno prospek tanaman obat selama masa pandemik merangkak. Sedang lahan tanaman obat secara global, di Indonesia tercatat 27.539 hektare dengan total produksi 640.727 ton.(Ditjen Hortikultura, 2019). Data BPS 2019 menyebutkan nilai ekspor tanaman obat sebesar 16.628 ton dengan nilai penjualan US$31.9. “Bisnis tanaman obat ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan, didukung oleh ketersediaan bahan baku yang sangat kaya dan beragam di bumi Indonesia,” kata Retno.

Kondisi inilah yang memacu MTCC Unimma berkontribusi dalam grand strategy pengembangan tanaman herbal. Harapannya komoditi ini menjadi komoditi pilihan untuk peningkatan kesejahteraan petani, khususnya petani tembakau sebagai upaya alih tanam. Mengingat kesejahteraan petani dari komoditi tembakau selalu marginal.

Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah menghadirkan instruktur pelatihan dari anggota FPMI, Gunawan EP, SP. Outcome pelatihan ini diharapkan bisa membantu peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, meningkatkan serapan pasar, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. “Selain itu, juga meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman obat,” katanya.

Untuk versi offline, MTCC Unimma memfokuskan pada penyiapan SDM pertanian menuju kemandirian. Terutama melalui bidang perikanan, produk herbal, tanaman hias, tanaman non beras dan kebijakan pertanian. Kegiatan Sekolah Tani Mandiri diikuti 30 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Peserta terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di beberapa kecamatan, perwakilan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dan wakil masyarakat umum,” katanya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!