32.9 C
Jakarta

Sambut HUT TNI, Muhammadiyah: Jauhi Politik Demi Jaga Jatidiri

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Hari ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) berulangtahun ke-74. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengucapkan selamat sekaligus berpesan agar TNI dan pihak lain bisa menjaga jatidiri penjaga kedaulatan NKRI itu dengan menjauhkannya dari kepentingan politik.

“Jauhi pengaruh kepentingan-kepentingan politik apapun yang membuat TNI kehilangan jatidirinya,” kata Haedar Nasir dalam siaran persnya, Sabtu (5/9/2019).

Ia pun mengingatkan, pihak manapun jangan memengaruhi TNI dengan kepentingan-kepentingan politik apapun. “Jika mencintai TNI, maka tempatkan pada posisi dan fungsi utamanya sebagaimana diberikan konstitusi,” ujar Haedar.

Hari ulang tahun (HUT), lanjut dia, merupakan momentum tepat bagi TNI agar terus berbenah. TNI harus mampu meningkatkan kualitas peran dan kemampuannya dalam menegakkan keamanan dan kedaulatan NKRI, di tengah segala tantangan dan ancaman dari dalam dan luar negeri.

“Dengan modal reposisi pasca-reformasi, TNI tidak dibebani lagi oleh peran politik seperti di masa lalu sehingga dapat berkonsentrasi menjalankan fungsi utama dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara,” tutur Haedar.

TNI juga diingatkan harus makin tangguh sehingga menjadi kekuatan strategis nasional dan kebanggaan rakyat. “Pemerintah, partai politik, dan semua komponen bangsa penting mendukung kekuatan kualitas TNI dalam menjalankan kewajiban dan tugas utamanya,” kata Haedar.

Teladan Jenderal Soedirman

Dia mengingatkan TNI pada sosok pahlawan nasional Jenderal Soedirman, yang juga kader Muhammadiyah. Lewat kepeloporannya yang luhur — berbakti sepenuh jiwa raga untuk rakyat dan negeri Indonesia dengan dilandasi iman dan takwa — TNI saat ini harus tetap memelihara jiwa patriotisme dan nasionalisme ‘dari rakyat untuk rakyat’.

“Lindungi setiap anak bangsa yang terancam keamanannya di seluruh pelosok Tanah Air tanpa kecuali, jangan sampai abai yang membuat rakyat tidak merasa aman dan menjadi korban. Satu nyawa rakyat Indonesia sama dengan seluruhnya, sehingga semuanya harus dilindungi,” tutur Haedar.

TNI juga dituntut melindungi seluruh tumpah darah dan tanah air Indonesia. Jangan sampai negeri yang kaya raya ini dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, baik domestik maupun asing, yang bisa menyebabkan Indonesia hilang kedaulatan.

“Ingatlah pengorbanan jiwa raga para pejuang dan pendiri NKRI ratusan dan puluhan tahun silam. NKRI yang juga berusia 74 tahun dari kemerdekaannya, sungguh susah payah diperjuangkan para mujahid dan pendiri negara hingga Indonesia merdeka tahun 1945,” tandas Haedar.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!