SLEMAN, MENARA62.COM – Pariwisata sebagai salah satu andalan perekonomian Sleman mengalami dampak yang sangat berat dikarenakan Pandemi Covid-19. Sudah hampir 4 bulan sejak pandemi ini merebak semua obyek wisasta di Sleman ditutup. Sektor tersebut mengalami kemunduran yang luar biasa dari hulu sampai ke hilir.
Keterpurukan ini dirasakan dari pengelola tempat wista beserta berbagai jasa pendukungnya seperti kuliner, aksesoris, pedagang, parkir, penyedia jasa transportasi, hotel, restoran dan lainnya. Kondisi demikian tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena kehidupan harus terus berjalan. Berlakunya new normal pada masa pandemi Covod-19 ini melahirkan pola hidup baru dan perilaku baru di masyarakat, yakni perilaku yang memperhatikan faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan di area destinasi pariwisata.
Pemerintah Kabupaten Sleman menyikapi new normal dengan kembali membuka destinasi wisata yang dilakukan secara bertahap dengan memastikan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di destinasi wisata. Pola yang dilakukan adalah dengan mengadakan simulasi penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 terhadap hotel dan beberapa destinasi wisata seperti Tebing Breksi dan Candi Ijo di Prambanan, Kaliurang dan desa Wisata Pentingsari Cangkringan.
Menurut Bupati Sleman Sri Purnomo, pembukaan kembali destinasi wisata harus senantiasa dengan menerapkankan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini agar aktivitas wisata bisa aman sehingga tidak terjadi klaster baru Covid-19 dari destinasi wisata dan disisi lain perekonomian rakyat kembali berjalan.
Rombongan Komisi B DPRD Kabupaten Sleman ketika melakukan monitoring kesiapan protokol kesehatan Covid-19 di Candi Ijo dan Tebing Breksi pada Rabu 2 Juli 2020, mendorong agar tempat wisata disiapkan sejak awal dalam menyambut new normal.
Nurhidayat selaku Ketua Komisi B berharap agar dengan kesiapan yang optimal secara SOP kesehatan ini pengelola wisata di Sleman benar-benar bisa hidup kembali.
“Harapan saya nanti pada saatnya benar-benar dibuka telah siap dan tidak tergopoh-gopoh dalam menerima wisatawan, karena masyarakat sudah sangat merindukan untuk bisa melakukan kegiatan wisata dan kami sangat mengapresiasi atas penyusunan SOP maupun giat simulasi yang dilakukan, sebagaimana yang tadi kami lihat sendiri,” kata politisi PAN dari Kalasan tersebut saat memonitoring kegiatan simulasi protokol kesehatan wisata Candi Ijo dan Tebing Breksi.
Dengan demikian maka tidak ada keraguan lagi karena pengelola obyek wisata sudah siap untuk menerima kedatangan wisatawan. Ia juga berharap agar Bupati bisa segera mengeluarkan Peraturan Bupati terkait pembukaan kembali obyek wisata di Sleman terutama di Breksi dan Candi Ijo.
Dalam paparannya, Nurhidayat menyampaikan beberapa tahapan yang telah dirancang SOP untuk wisatawan yang berkunjung dan disimulasikan oleh jajaran pengelola diantaranya, pengecekan suhu badan, penyediaan 70 tempat cuci tangan di seluruh penjuru tebing Breksi, bagi wisatawan yang menggunakan bus, mobil, atau sepeda motor pun tak perlu turun karena pengelola wisata akan datang untuk pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun. Standar suhu tubuh maksimal 37,5 derajat.
Bagi pengunjung dengan suhu diatas 37,5 derajat celcius, pengelola wisata menyediakan pondok isolasi jika ada pengunjung yang reaktif dan jika terpaksa harus dibawa ke rumah sakit terdekat sudah disediakan kendaraan khusus.
Selain itu, akan dilakukan pengurangan fasilitas tempat duduk agar tak terjadi kerumunan, mengaktifkan pengeras suara sebagai alat pengawasan langsung untuk petugas mengingatkan wisatawan agar tidak bergerombol.
Sementara itu, pengelola Tebing Breksi M. Kholik mengatakan berbagai prosedur diatas adalah bukti keseriusan dan kesiapannya untuk menerima kunjungan wisatawan di Tebing Breksi.