33.2 C
Jakarta

Visi Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan

Catatan Penyelenggaraan Muktamar-muktamar Muhammadiyah

Baca Juga:

MUKTAMAR ke-47 Muhammadiyah yang diselenggarakan bersama Muktamar Seabad Aisyiyah pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan, banyak mendapat sambutan positif berbagai pihak.

Salah satunya, Mitsuo Nakamura, Indonesianis asal Jepang ini, ikut hadir dalam muktamar ke-47 Muhammadiyah. Ia hadir setelah sebelumnya menghadiri sebuah muktamar di Jawa Timur.

Ia dengan sarkastik memberikan pengakuannya di media cetak. Ia mengungkapkan “serasa keluar dari neraka ke surga”.

Pujian juga diberikan oleh Wakil Presiden H M Jusuf Kalla, ketika memberikan sambutan pada penutupan muktamar. Ia mengatakan, muktamar Muhammadiyah bisa menjadi teladan.

“Muktamar berlangsung dengan teduh dan tidak gaduh,” ujarnya.

Ucapan wakil presiden inipun menjadi kutipan menarik di sejumlah media mainstream. Ia juga mengungkapkan, selain sukses, penyelenggaraan muktamar ke-47 Muhammadiyah, bisa menjai syiar Islam ke seluruh dunia. Syiar tentang Islam yang ramah, teduh dan dapat menggunakan akal sehat dalam bertindak dan berperilaku.

Pandangan ini pun, bertaburan di sejumlah media mainstream dan media online, radio dan televisi.  Bahkan, bukan hanya media lokal dan nasional yang memberikan penilaian atas penyelenggaraan muktamar yang teduh dari organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Organisasi terbesar ini dilihat dari segi kepemilikan amal usaha, dan jumlah orang-orang yang pernah belajar di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah dan orang-orang yang pernah merasakan pelayanan Muhammadiyah baik di klinik, rumah sakit, daerah bencana (MDMC), panti asuhan, warga senior, di dalam maupun di luar negeri.

Kebesaran itu, juga bisa dilihat dari ide-ide kebangsaan dan kemanusiaan yang diusung Muhammadiyah dan dihasilkan dari setiap muktamar yang pernah dilakukan. Tidak heran, jika ide-ide besar itu kemudian mewarnai, mendorong, menginspirasi sejumlah penulis, aktivis, akademisi, peniliti untuk mengeksplorasi lebih jauh. Termasuk di dalamnya memberikan kritik-kritik yang sangat kritis.

Namun, ide segar itu telah berhembus dan memberikan kesegaran. Ide segar itu telah menembus batas ruang dan waktu.  Ide-ide itu ada yang tertuang dalam berbagai media mainstream, media daring, dan media sosial. Selain itu, ide-ide itu menjadi pembicaan serius akademis di kampus-kampus, hingga pembicaran santai sambil minum kopi di kafe, kantin, ataupun angkringan.

Ide-ide segar pun tidak lagi berhembus, tetapi sudah bertiup lebih kencang mengembangkan sayap angin mamiri.

Menjelang muktamar ke-48 Muhammadiyah, Menara62.com telah menyediakan halaman khusus muktamar, dan akan menangkap lagi bergam ide yang berhembus dari bumi angin mamiri, untuk dijadikan hentakan peradaban kebangsaan untuk memajukan Indonesia mencerahkan semesta di Muktamar ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah pada 1-5 Juli 2020.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!