29.1 C
Jakarta

Santri Diminta Sebar Islam Kasih Sayang dan Tahan Provokasi

Baca Juga:

Jakarta, Menara62.com – Santri Indonesia harus menjadi garis depan dalam menampilkan Islam yang rahmatan lilalamin.

Demikian diungkapkan Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dalam peringatan Malam Puncak Hari Santri 2019, yang digelar oleh Kementerian Agama RI, di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (21/10).

Peringatan malam Santriversary ini dihadiri Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, beberapa utusan dari kedutaan besar negara tetangga, serta para pengasuh pesantren dari berbagai daerah di Indonesia.

Habib Jindan yang tampil memberi tausiyah mengingatkan agar santri memiliki ilmu yang tercermin pada perilaku yang akhlaqul karimah.

“Ilmu dan agama yang asli akan memunculkan sikap tawadhu dan penuh kasih sayang kepada sesama” katanya.

Keberagamaan orang Indonesia banyak diuji dengan berbagai peristiwa dan banyaknya tokoh agama yang retoris.

“Ilmu yang benar membuat pemiliknya tidak gampang terpancing provokasi. Hati-hati zaman sekarang banyak ustad yang aneh-aneh,” tambahnya.

Kepada sekitar 2000 santri se Jabodetabek yang hadir, ia menekankan pentingnya ilmu bagi kehidupan berbangsa dan bernegara secara damai.

“Ilmu dan takut kepada Allah itu tak terpisahkan. Yang mengklaim berilmu tetapi tidak tercermin dalam sikap maka ilmunya palsu” pungkasnya.

KH Ahmad Muwaffiwq (Gus Muwaffiq) tampil sebagai pembicara kedua mengatakan,
santri adalah peearis ulama yang harus konsisten dengan ajaran Rasulullah SAW.

Islam bukan tentang jubah, tapi substansi syar’inya. “Jubah itu kalau di sini terwujud dalam bentuk sarung” katanya.

Di sini, tambah Gus Muwafiq, Islam tumbuh subur dan membangun mainset Islam rahmatan lilalamin.

“Ruang besar yang namanya nusantara, kalau santri ikut mikir, semua selesai” tandasnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, pesantren adalah center of excellent yang menjadi pusat pendidikan, keagamaan, dan kebangsaan.

Bila keberagamaan ada di tangan santri seperti saat ini, maka negeri ini akan meraih kedamaian. “Karena cinta tanah air dan moderasi beragama telah sukses menjadi bagian dari identitas santri” katanya.

Ia optimis santri Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga keberagamaan dan kebangsaan. “Panorama Islam Indonesia diukir dan dilestarikan oleh kaum santri ini” imbuhnya.

Peringatan puncak hari santri ini dikemas dalam acara Santriversary yang bertajuk Syiar dan Syair Perdamaian.

Menurut Kamaruddin, tema ini diangkat dalam rangka menggalakkan kembali syiar-syiar agama yang santun dan damai, sebab belakangan ini terjadi penyimpangan dakwah dan cenderung menyebarkan provokasi dan ujaran kebencian.

Secara riil, syair perdamaian ditampilkan dalam shalawat dan lagu-lagu islami oleh Grup Syubbanul Muslimin yang dibintangi oleh Gus Azmi sebagai vokalis utama.

Selain itu, ada sesi pengumuman juara serta penyerahan hadiah bagi para pemenang Santri Millennial Competitions 2019 yang total hadiahnya mencapai 187,5 juta.

Hari Santri Nasional (HSN) diperingati tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015, mengambil momen resolusi jihad yang difatwakan KH Hasyim Asy’ari dari Pesantren Tebu Ireng, Jombang, yang menjadi motor penggerak perlawanan rakyat melawan penjajah Belanda.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!