JAKARTA, MENARA62.COM — Tim Seni Budaya Sekolah Pendidikan Karakter berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah yang sedang berada di Jakarta, napak tilas di Masjid Istiqlal dan Monas, Selasa (6/3/2018). Tim yang terdiri 35 siswa dan 13 guru pendamping itu, berangkat menggunakan bus pada Senin (5/3/2018) dari Solo.
Keberangkatan tim ini dilepas langsung oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sri Sayekti SPd MPd.
Di Masjid Istiqlal, mereka melakukan shalat Tahiyatul Masjid, salat subuh dan membaca al Qur’an. Setelah itu, mereka mengunjungi destinasi wisata Monumen Nasional (Monas).
Masjid Istiqlal merupakan kebanggaan umat Islam Indonesia. Kemegahan dan arsitekturnya yang unik membuat masjid satu ini begitu istimewa. Masjid ini merupakan masjid terbesar se-Asia Tenggara.
Agung Sudarwanto SSn MSn, salah satu guru pendamping mengatakan, ia merasa sangat senang, bahagia dan bersyukur. Tim kesenian yang dibinanya mendapat Undangan dari Direktorat Kesenian Kemendikbud RI. “Kesempatan ini dapat memperkuat semangat wulanging jagad (belajar dari alam),” ujarnya.
“Saya merasa sangat senang dengan antusiasme siswa dan orangtua, selain itu kita bisa belajar ayat-ayat Allah. Ayat Allah ada Qauliyah dan kauniyah. Qauliyah berarti ayat yang difirmankan Allah dalam al Qur’an, sedangkan Kauniyah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling kita, fenomena alam, kejadian di sekitar kita,” ujar Sutradalang Fragmen Anoman Duta.
Di tambahkan Agung, di dunia pedalangan, wulanging jagad direfleksikan dalam konsep hastha brata. Hastha diartikan 8, dan brata diartikan tingkah laku/sifat. Direfleksikan dalam bentuk :
1. Geni/api, maknanya pemimpin harus mampu memberi urup lan urip.
2. Banyu/air/samudra, maknanya pemimpin harus mampu memberikan solusi
3. Maruta/angin, maknanya bahwa pemimpin harus teliti, bijaksana, adil dan merata.
4. Srengenge/matahari, maknanya pemimpin harus mampu memberi kehidupan.
5. Lintang/bintang, maknanya pemimpin harus mampu sebagai pedoman/teladan.
6. Mendhung/awan, maknanya pemimpin harus berwibawa.
7. Rembulan/bulan, maknanya pemimpin harus mampu membimbing/membawa pencerahan.
8. Bantala/bumi, maknanya bahwa sebagai pemimpin itu merupakan pengabdian tanpa wates, terhadap bangsa, negara dan selalu taat kepada agama.
Dengan (lirik) Wulanging Jagad, Adiling Kodrat, Watak Angkara, Wahyune Sirna
Jatmiko, Wakil kepala sekolah bidang Humas mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana menjaga kesemangatan petik praktik baik. Selain itu, kegiatan ini juga untuk menanamkam cinta belajar akan artinya berakhlaqul karimah yang berkeunggulan dan berkeadaban, serta mengingat sejarah perjuangan rakyat nusantara. “Termasuk didalamnya nilai-nilai yang terkandung, sehingga perlu mengetahui kelebihan Masjid Istiqlal dan Monas,” ujarnya.
Jatmiko mengatakan, acara di Monas ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang nilai-nilai karakter nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong, religius yang bernilai edukatif. Di Monumen Nasional, terdiri atas beberapa bagian, yaitu: pintu gerbang utama, ruang museum sejarah, ruang kemerdekaan, pelataran cawan, puncak tugu, api kemerdekaan, badan tugu. “Kesemua inilah, yang memberikan pengalaman dan memupuk kebersamaan sekaligus refreshing,” katanya.