SOLO, MENARA62.COM – Siswa Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 (SDMuh1) Ketelan Surakarta mengakhiri pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk tahun pelajaran 2022/2023, Kamis (15/12/2022).
Siswa-siswi tampak semringah di hari terakhir masuk sekolah. Maklum untuk menumbuh kembangkan kreatifitas siswa dalam Merdeka Belajar, siswa kelas 4 di masa jeda semester gasal memasak sesuai ketertarikan mereka dalam berkreasi makan olahan.
Wali Kelas Agung Sudarwanto menuturkan, beberapa dari mereka, siswa di kelas 4D mempunyai gagasan untuk mempraktikan masak bakar-bakaran sosis, jamur, bakso ikan untuk dihidangkan.
“Tidak hanya dinikmati oleh kelompok tetapi lebih dari itu dinikmati oleh teman sekelas, bapak ibu guru dan adik kelasnya. Sikap tersebut perlu ditanamkan dalam rangka memupuk rasa gemar berbagi ke sesama. Kuatkan profil sekolah dengan merdeka belajar,” jelasnya.
Agung menambahkan, kalau di dalam pembelajaran di akhir semester pertama sekolah sehat ini terpantau lancar dan membawa atmosfer baru. Maklum sekolah ini berdiri sejak 1935 sarat prestasi baik akademik dan non akademik dengan adanya semangat kolaborasi antara sekolah dan pihak-phak terkait terutama orang tua wali murid.
“Tiga Pilar Pendidikan yang menjadi kunci sukses dalam pendidikan yang pertama adalah pemerintah. Pemerintah akan selalu mengusahakan agar pendidikan di Indonesia semakin berkemajuan. Kedua adalah sekolah. Sekolah akan selalu mendidik generasi anak bangsa yang berkeadaban. Ketiga, yaitu keluarga. Peran orang tua bersatu padu bersama sekolah dan program pemerintah untuk memajukan pendidikan yang unggul,” paparnya.
Dia mengatakan kondisi belajar tatap muka 100 persen bagi peserta didik sangat menggembirakan. Terlebih mereka kini berada di era pendidikan kurikulum Merdeka Belajar, tergerak, bergerak dan menggerakkan.
“Dengan adanya merdeka belajar itu sepertinya anak-anak sudah mendahului konsep yang belum disampaikan oleh sekolah atau pendidik. Dengan suasana belajar bahagia dan kritis anak-anak sudah merdeka belajar. Seperti ide dari oleahan masak bakar-bakar tersebut murni dari siswa Aline, Caca, Kyla, Nisa, Nadia, Keanu, Gusti, Ardi, Azky, Adlie, Hilal,” terang anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Solo itu.
Lebih lanjut Agung menekankan keramahan guru dalam era Kurikulum Merdeka harus membumi dengan optimal oleh guru. Karena murid sangat rindu guru ramah daripada marah-marah.
“Guru ramah ini sangat penting dilaksanakan di sekolah karena kembali lagi anak-anak tidak hanya butuh ilmu pengetahuan, tapi juga butuh perhatian dan bimbingan tulus yang ikhlas dari guru. Hal ini harus dimiliki oleh semua guru,” Pungkas Dalang Muda Berkemajuan itu. (*)