SOLO, MENARA62.COM — SD Muhammadiyah 1 Ajarkan Siswa Sadap Karet. Karet merupakan komoditas unggulan negara Indonesia. Pohon karet di tanam dari biji yang bernama Kaloco, berwarna coklat. Untuk melihat kualitas yang bagus dengan cara di lempar ke lantai. Setelah itu di tanam dan di rawat selama 1 tahun.
Selama 6 tahun, karet baru bisa siap dipanen. Pohon karet, waktu pemanennya harus malam hari. Ketika malam, getah karet bisa keluar dari jam 01.00 WIB. Air yang keluar berupa getah, disadap dengan cara menoreh kulit pada batang karet. Getah karet yang keluar berupa latek.
Penorehan kulit pohon karet dilakukan dengan menggunakan pisau sadap. Agar tidak mengeras, getah tersebut diberi amoniak.
“Satu orang di sini memiliki 400 pohon yang harus diambil. Harganya kurang lebih Rp 25 ribu. Pabrik di sini salah satunya di Sragen, untuk di ekspor. Dalam negeri di sini, pabriknya di Sumatra. Indonesia ternasuk negara penghasil karet,” ujar Ngadi, pegiat edukasi sadap karet.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Rehat Penilaian Tengah Semester (PTS) 1 Tahun Ajaran 2018/2019 bagi kelas V dan VI Sekolah Dasar Swasta Rujukan (SDSR) SD Muhammadiyah 1 Ketelan. Sekolah ini, berlokasi di Kelurahan Ketelan, Banjarsari, Kota Surakarta.
Perkemahan Jum’at Sabtu, digelar di Bumi Perkemahan Kampung Karet, Puntukrejo, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kegitan ini disambut antusias oleh siswa. Kepada siswa, diajarkan juga tentang aneka tumbuhan, hewan, dan upaya untuk menjaga lingkungan. Diantaranya dengan gaya hidup 4R reuse, reduce, recycle dan refuse.
“Dalam acara ini diadakan kegiatan memperdalam materi kepanduan Hizbul Wathan, Perkemahan, Pentas Seni, tadabbur alam dilingkungan sekitar kampung karet. Keberhasilan melaksanakan perkemahan sekarang ini merupakan salah satu tolak ukur SD Muhammadiyah 1, mampu menyelenggarakan kegiatan dan pembinaan jiwa dan raga peserta didik,’’ ujar Jatmiko, salah satu penasehat kegiatan.
Jatmiko mengatakan, di sini anak-anak diajarkan kepedulian, disiplin, mandiri danbertanggujgawab. Ini merupakan ciri khas Kepanduan, yang muaranya mampu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
“Kegiatan ini untuk membentuk kuntum yang baik, bersedia melaksanakan Undang-undang Athfal, melatih membina kekompakan, saling pengertian, persaudaraan, dan persahabatan, melatih bersikap disiplin, mandiri, tanggung jawab, menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kepanduan serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar,” ujarnya.
Sementara itu salah satu seorang siswa kelas 6, Ayla Najwa bersama kelompoknya asyik sadap karet masal.
“Ssyik banget, keren kegiatan di sini saya bersama teman-teman bagaimana membangun budaya peduli lingkungan pada anak sejak dini. Apalagi pertama kali diajarkan sadap-sadap karet. Setiap orang punya tanggung jawab untuk lingkungan termasuk komoditas karet,” katanya.