29.2 C
Jakarta

Serangan Stroke pada Usia Muda Trennya Mulai Naik

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Penyakit stroke yang dulunya menjadi dominasi kaum lanjut usia, kini mulai menyerang usia muda dibawah 40 tahun. Penyebab utamanya adalah perilaku hidup yang tidak sehat seperti malas berolahraga, merokok, kurang buah dan sayuran.

“Stroke di beberapa referensi terakhir trennya naik pada usia muda dan usia produktif,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie pada temu media yang digelar dalam rangka memperingati Hari Stroke 2019, Senin (28/10/2019).

Dikutip dari Antara, Cut mengungkapkan usia seseorang terkena penyakit stroke paling muda adalah 35 tahun, sementara yang tertua di usia 75 tahun. Cut menjelaskan ada kemungkinan penyakit stroke menyerang orang dengan usia lebih muda.

Dokter spesialis saraf dari RS Cipto Mangunkusumo yang juga Sekretaris Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dr Al-Rasyid Sp.S(K) mengatakan stroke lebih sering menyerang laki-laki usia muda ketimbang jenis kelamin perempuan.

Sementara untuk perempuan dan laki-laki memiliki risiko yang sama terkena stroke saat lanjut usia.

Salah satu pasien RS Pusat Otak Nasional yang hadir di acara temu media terkait Hari Stroke di Kemenkes, Iwan mengaku terkena stroke saat usianya 44 tahun. Dia menceritakan terserang stroke saat sedang tertidur di malam hari yang menyebabkan tangan kanannya tiba-tiba tidak bisa digerakkan.

Iwan mengatakan dirinya memang sudah lama mengidap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit stroke.

Suherni, pasien RS PON lainnya mengaku terkena serangan stroke pada usia 43 tahun saat bercengkerama dengan kerabatnya.

“Tiba-tiba bibir saya seperti mencong, miring gitu. Terus sama saudara langsung dibawa ke RSPON,” kata Suherni.

Meski sudah pernah terkena serangan stroke, Suherni tak lagi memeriksakan kesehatannya secara rutin terutama tekanan darah. Ia juga tidak lagi minum obat, kecuali memperbanyak makan sayuran.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi penyakit stroke di Indonesia mencapai 10,9 orang per 1000 penduduk. Prevalensi stroke di DKI Jakarta mencapai 12,22 per 1000 penduduk.

Faktor risiko penyakit stroke adalah hipertensi, diabetes, sakit jantung, kurang aktivitas fisik, pola makan buruk, genetik, merokok, dan konsumsi alkohol. Faktor risiko paling tinggi yang menyebabkan stroke adalah tekanan darah tinggi yang bisa berpengaruh sampai 60 persen.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!