SUKOHARJO, MENARA62.COM – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah mengadakan silaturahmi Mu’alaf binaan Mu’alaf Center ‘Aisyiyah (MCA) Pimpinan Daerah ‘Aisyiah se-Jawa Tengah pada Ahad, (18/09/22) di Gedung Auditorium Muhammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam prakata yang disampaikan oleh ketua Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah, Dra. Hj. Lintal Muna, M.Ag., bahwa pada kesempatan kali ini turut hadir lima ratus tiga puluh Mu’alaf beserta pendamping, empat puluh tiga mualaf berasal dari delegasi PDA Sukoharjo.
Silaturahmi mu’alaf ini diselenggarakan untuk menyambut dan memeriahkan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang juga akan dilaksanakan di Surakarta.
Dalam kegiatan ini turut hadir juga Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. K.H. Tafsir, M.Ag., dan Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Dr. EM Sutrisna, M. Kes.
Dalam sambutannya, ketua PWM Jawa Tengah, Dr. K.H Tafsir, M.Ag., menyampaikan bahwa keimanan dalam diri manusia harus terus dirawat dan dijaga, sebab tipologi dari keimanan adalah kadang naik, kadang turun. “Maka rawatlah terus hingga keimanan betul-betul kuat, dan Islam itu agama yang mudah,” tutur Ketua PWM Jateng.
Dalam acara ini juga, PWA Jateng menginisiasi forum bertukar pengalaman dalam berIslam, disampaikan oleh mu’alaf yang hadir dalam kegiatan tersebut, yang juga sekarang tergabung dalam Majelis Tablig PWA Jawa Tengah. Sharing session ini dipandu langsung oleh Ketua Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah.
Sesi pertama disampaikan oleh Ibunda Maria Ana yang dulunya adalah seorang Katolik. Dia menyampaikan kekagumannya terhadap satu ayat dalam Al Qur’an yang mengubah perjalanan keimanannya ketika mendapatkan mata kuliah Hukum Islam di semester tiga semasa kuliah. “Sesungguhnya agama yang diridai oleh Allah hanyalah Islam,” saya terkesima dengan ayat ini,” jelasnya.
Sesi kedua disampaikan oleh Ibunda Maria Endang Purwani, yang juga merupakan mantan Biarawati. pada kesempatan kali ini beliau menyampaikan cerita perjalanannya dengan begitu hikmat. Ibu Endang menceritakan bagaimana perjumpaannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Di akhir sesi, diberi kesempatan kepada Mu’alaf yang sudah melakukan dakwah di tempatnya masing-masing.
(Rahmat Balaroa)